TabloidNova.com - Saat bulan puasa, banyak sekali santapan berbuka puasa yang memiliki rasa manis. Contohnya kolak, bubur sumsum, es buah, kue-kue, atauapun minuman yang manis.
Ada sebab, tentu saja ada akibat. Terlalu sering atau terlalu banyak mengonsumsi makanan yang manis ternyata dapat memicu diabetes. "Indonesia menjadi juara dunia dalam hal diabetes. Di Asia, bukan di Eropa," kata Dr Benny Kurniawan, Marketing Manager PT Roche Indonesia, dalam bincang-bincang bersama Accu-Chek di Crowne Plaza Hotel, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Diabetes Melitus atau biasa dikenal dengan penyakit kencing manis adalah suatu kondisi gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia). Diabetes dapat disebabkan karena tubuh kekurangan insulin, atau memiliki insulin yang cukup namun tidak bekerja dengan seharusnya.
Insulin berperan untuk menurunkan kadar gula dalam darah dengan cara merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula, meningkatkan jumlah gula yang disimpan dalam hati, dan mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
Diabetes dapat dikenali melalui gejalanya seperti: mudah haus dan lapar, sering buang air kecil, berat badan menurun tanpa adanya sebab yang jelas, juga cepat merasa lelah dan mengantuk. Penyakit ini juga dapat dikenali dari gejala lainnya, seperti mudah terkena infeksi, luka yang sulit sembuh, sering kesemutan terutama di kaki, sering timbul bisul, penglihatan kabur, dan infeksi jamur dan gatal terutama di sekitar kemaluan.
Agar tetap dapat menjalankan puasa, para penderita diabetes memang ditantang untuk mengatur pola makan, pola minum obat, ataupun aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan selama menjalankan puasa.
Dr Benny menjelaskan, puasa justru dapat menimbulkan diabetes yang tidak terkendali bila pola makan tidak diatur. Gula darah memang diperlukan tubuh untuk dijadikan sebagai sumber energi. Cadangan energi tersebut diperoleh melalui asupan makanan, minuman, serta cadangan gula dari hati, lemak, serta otot, di mana kadar gula darah harus dipertahankan antara 60-150 mg/dL. Ketika kadar gula darah tinggi (>250 mg/dL), sumber energi dari hati tidak akan mencukupi, sehingga tubuh akan mengambil cadangan energi dari lemak dan otot.
Pada saat inilah, penggunaan energi yang berasal dari lemak dapat menghasilkan keton yang dalam jumlah besar akan menjadi racun untuk tubuh. Hal itu dapat meracuni otak, yang berujung pada komplikasi berat seperti: ketiasidosis (keracunan keton), hipoglikemia, dan kekurangan cairan.
Oleh sebab itu, PT Roche Indonesia kembali menyosialisasikan "4 Sehat 5 Teratur" di bulan puasa bagi diabetesi. Melalui cara ini, para penderita diabetes dapat dengan tenang menjalankan puasa dan mendapat berkah Ramadan nantinya.
Wikkyanto
KOMENTAR