Felicia "Panda" Gregetan pada Mandala

By nova.id, Sabtu, 24 Januari 2009 | 00:32 WIB
Felicia Panda Gregetan pada Mandala (nova.id)

Karena TMM pulalah, Panda kembali dikenal oleh khalayak ramai. Sekarang, kemanapun ia pergi, selalu ada saja penggemar yang mengenalinya, bahkan menyapanya dengan panggilan khas Mba Mehek-mehek. "Malah sering manggilnya terbalik, manggil aku Mba Mandala, manggil Mandala malah Mas Panda. Kami sih cuma bisa ketawa aja lah," canda Panda.

HOBI SAMA DENGAN MAMA Sejak kecil, Panda sudah terbiasa berpisah rumah dari mamanya, karena Panda kecil tinggal bersama nenek dan kakeknya. Kesibukan sang Mama meneruskan kuliahnya membuat Panda merasa lebih aman berada di dekat nenek dan kakeknya.

"Walaupun aku tak dirawat nyokap (ibu) dari kecil, tapi kami tetap dekat. Bahkan kami seperti teman. Satu hari aku pernah pulang dengan keadaan mabuk, nyokap tak marah, tapi dia cuma bilangin : "Tuh kan gak enak kan mabok?" Pokoknya dia selalu bisa jadi teman yang baik dan tak pernah marah dan emosi," puji Panda.

Panda dan mama pun seringkali berbagi hobi serupa, yaitu memelihara anjing. Sangking sayangnya, tiap kali berkunjung ke rumah Mamanya, Panda dan Mama selalu berbagi tempat tidur dengan anjing-anjing kesayangan mereka.

"Dulu pernah salah satu anjing kami hilang, aku ditelepon Mama. Padahal waktu itu aku lagi di bandara. Wah, langsung nangis bercucuran air mata, sampai teman-teman yang ikut di bandara itu heran dan panik. Mungkin bagi orang biasa aja, tapi bagiku itu segalanya. Akhirnya nyokap sampe mengerahkan tukang-tukang ojek buat nyari anjing itu, sampai bayar ratusan ribu lah baru ketemu," cerita Panda.

Namun jangan salah, dari 7 anjing yang dipelihara Panda, tak satupun merupakan anjing yang normal. Ada satu anjing yang matanya cacat hingga ketika berjalan, arahnya selalu diagonal. Ada juga anjing yang menderita epilepsi, ada yang bau badan, ada yang tak sengaja ditemukan Panda terperosok di jalan tol, ada yang bentuk kupingnya tidak seimbang. Semua karena kecintaan Panda terhadap anjing. "Soalnya menurut aku kalau anjing bagus banyak yang mau membeli, tapi kalau yang cacat kan jarang. Tujuan aku emang murni mau ngerawat," tutur Panda.