5 Fakta Tentang Mimpi Ini Tak Banyak Diketahui Orang

By nova.id, Selasa, 24 Juni 2014 | 00:34 WIB
5 Fakta Tentang Mimpi Ini Tak Banyak Diketahui Orang (nova.id)

Tabloidnova.com - Dalam menafsir mimpi, seperti arti mimpi indah, mimpi buruk, atau bahkan mimpi yang terlupakan sebelum Anda membuka mata, sejumlah peneliti sudah banyak mengulasnya dalam sejumlah jurnal. Penelitian biasanya dilakukan dengan cara memonitor aktivitas otak seseorang untuk memahami apa yang dimimpikannya, mengapa seseorang bermimpi, emosi yang dirasakan di balik mimpi indah dan mimpi buruk, serta perbedaan yang dialami pria dan wanita dalam bermimpi.

Inilah lima fakta soal mimpi yang selama ini telah ditemukan oleh para peneliti, namun tampaknya belum diketahui secara luas oleh khalayak.

1. Mengapa Manusia Bermimpi

"Kita bermimpi karena kita berpikir," kata Lauri Loewenberg, penulis buku "Dream On It: Unlock Your Dreams, Change Your Life" dan penemu website What Your Dream Means. "Bermimpi merupakan proses berpikir dan sebagai 'perpanjangan tangan' dari apa yang dipikirkan seseorang sepanjang hari itu," tutur Lauri.

"Apa yang tergambar secara nyata dalam alam mimpi, termasuk percakapan dan adegan demi adegan yang terjadi di sepanjang hari, sebenarnya tidak berhenti terjadi ketika seseorang tertidur lelap," imbuhnya. Ketika seseorang tertidur, sebagian dari otak yang bertanggung jawab terhadap pikiran dan logika, bahkan area otak yang mengontrol emosi, justru menjadi aktif. Sebagian besar manusia bermimpi secara bergantian, sekitar 90 menit setiap malamnya, kata Lauri.

Dengan kata lain, pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hari akan mengalami proses di bagian lain dalam otak, yang membawa pengalaman berupa gambar, simbol, emosi, yang berubah-ubah saat bermimpi di dalam tidur.

2. Mimpi Buruk Tak Sekadar Menakutkan

Mimpi buruk ternyata tak sekadar mimpi semata. Ia memiliki dampak emosional yang lebih besar ketimbang sekadar mimpi yang tidak indah di malam hari. Ini berdasarkan penelitian yang dilakukan pada awal tahun 2014 ini dan sudah dipublikasikan dalam sebuah jurnal berjudul Sleep.

Tidak terlalu penting apa bentuk ketakukan yang dipendam seseorang hingga mengubahnya menjadi mimpi buruk di malam hari. Yang jelas, sebuah penelitian menemukan fakta, rasa sedih, bersalah, galau, dan muak sebagai bentuk emosi yang dirasakan seseorang yang menjadi partisipan penelitian ini, bisa membuat seseorang tiba-tiba terbangun dari tidurnya akibat terganggu mimpi buruk.

3. Pria dan Wanita Memiliki Mimpi yang Berbeda

Penelitian yang dilakukan di awal tahun 2014 menemukan fakta bahwa mimpi yang dialami kaum pria lebih banyak bertema perang atau bencana alam, sementara kaum wanita lebih banyak memimpikan seputar konflik antar-personal.

Perbedaaan hasil mimpi antara pria dan wanita ini disebabkan oleh banyak hal. Lauri menduga, ada faktor gender, kondisi sosial, atau unsur kimia yang memengaruhi perbedaan itu. "Bagi kaum wanita, ada kecenderungan untuk mengkritisi diri sendiri. Maka, kerap kali kaum wanita bermimpi ia berargumentasi dengan karakter lawan dalam mimpinya, atau bahkan menjadi korban kekerasan fisik dan psikis dalam mimpinya."

4. Tidur dengan Lampu Menyala Lebih Mudah Mengingat Mimpi

Sejumlah orang mampu mengingat kembali apa yang ia impikan tadi malam, kendati sebagian dari mereka juga kesulitan mengingat lagi mimpinya. Orang-orang yang kerap terbangun beberapa kali di sela-sela waktu tidurnya ditengarai akan lebih mudah mengingat isi mimpinya. Ini diungkap oleh sebuah studi di Prancis pada awal tahun 2014 ini, dan sudah dipublikasikan dalam jurnal Neuropsychopharmacology.

Momen terjaga di antara mimpi ini menjadi momen untuk mengurai isi mimpi. Sehingga memori untuk mengingat mimpi akan jauh lebih panjang. Hasil penelitian itu juga menunjukkan fakta, orang-orang yang mampu mengingat kembali mimpinya memiliki aktivitas otak yang lebih aktif saat distimulasi.

"Ini menjelaskan mengapa meraka yang lebih sering terbangun memiliki peluang lebih banyak untuk mengurai isi mimpi dalam ingatanya," papar asisten peneliti Perrine Ruby, yang meneliti cognitive neuroscience di Lyon Neuroscience Research Center di Prancis.

5. Terapi Dapat Menghilangkan Mimpi Buruk

Mimpi buruk bisa ditangani, kata Antonio Zadra, PhD, penulis dan peneliti dari University of Montreal. "Sayangnya, para ahli kesehatan jiwa tidak selalu menangani kasus mimpi buruk secara serius," ujar Zadra. "Banyak ahli menganggap kasus mimpi buruk sekadar isu kedua ketimbang isu lainnya, dan akhirnya mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya ada terapi efektif yang bisa diberikan untuk menangani perilaku kognitif untuk menyudahi gangguan aneka jenis mimpi buruk, termsauk trauma."

Lauri mencatat, mimpi buruk sering diabaikan atau salah penanganan oleh para ahli. Sehingga, "Cara terbaik untuk menangani mimpi buruk adalah dengan mencari secara benar apa yang menjadi pencetusnya," tegas Lauri. Menceritakan apa yang diimpikan, sebagai salah satu contoh, bisa membantu mencari akar penyebab mimpi buruk yang kerap dialami.

Dan menuliskan kembali mimpi buruk yang dialami dengan menambahkan akhir mimpi yang baru, dipercaya bisa secara efektif mengarahkan alam bawah sadar untuk merespons dengan cara berbeda setiap kali mimpi buruk itu datang kembali.

Intan Y. Septiani/Every Day Health