Bisa tidak, dibedakan antara mengalami gangguan belajar atau hanya sekadar malas belajar ?
Zaman sekarang banyak orangtua yang cepat menyimpulkan anaknya malas belajar. Orangtua harusnya melihat anaknya malas belajar itu karena tidak mampu atau memang malas. Banyak anak yang datang ke saya berasal dari sekolah yang bagus di Jakarta. Orangtua merasa sudah oke, tapi kenapa nilainya anjlok semua?
Lalu?
Anak tidak bisa menangkap pelajaran bukan berarti IQ-nya rendah. Tugas orangtualah yang harus bisa menemukan orang atau ahlinya, yang bisa tahu dan melihat di mana kesulitan anaknya. Di sinilah spesialis rehabilitasi medik anak ini bekerja.
Bagaimana caranya menemukan masalah pada seorang anak?
Orangtua yang datang ke saya biasanya hanya bilang, anaknya kurang memiliki atensi. Konsentrasinya kurang, nilai belajarnya jeblok, tulisannya jelek, nilai matematikanya jelek. "Tolong dicek di mana masalahnya, Dok." Dari situ saya baru bisa memberi kesimpulan tentang si anak kepada orangtuanya.
Bila tak segera diterapi, apa akibatnya?
Anak-anak akan mengalami depresi. Dulu, saya juga mengalami hal seperti itu. Saya merasa orang lain tidak bisa mengerti, walaupun saya pikir, saya bisa menangani apa yang diberikan guru.
Hanya kadang-kadang memang ada anak-anak yang bisa menangkap lebih, tapi orang lain justru menganggap dia harus sama dengan rata-rata anak lain. Saya berusaha melihat apa kelebihan anak itu kemudian memberitahu dia. Intinya, anak itu ingin dihargai. Kalau self esteem dia baik, dia bisa melakukan banyak hal.
Contoh terapinya?
Lebih banyak dengan permainan, untuk meningkatkan konsentrasinya, visual motoric integration, untuk kemampuan motoriknya. Sebisa mungkin menjauhi obat. Biasanya, untuk satu kasus, idealnya 10 kali terapi. Satu kali terapi berlangsung 1 jam. Kurang dari itu, saya pikir kurang efektif hasil terapinya.
Selain kasus gangguan belajar, apalagi kasus yang banyak Anda tangani?