WIL Tewas Dicor Pak Guru di Toilet

By nova.id, Jumat, 8 Mei 2009 | 17:34 WIB
WIL Tewas Dicor Pak Guru di Toilet (nova.id)

Pembunuhan sadis mirip jagal Ryan asal Jombang terjadi di Kabupaten Blitar. Pelakunya adalah Suratman, 53, guru sekaligus kepala Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Jatiwiratama di Desa Jatitengah, Kecamatan Selopuro.

Suratman menghabisi WIL atau pasangan selingkuhnya Yuliani, 27, dengan cara dicekik. Kemudian, sebagaimana cara Ryan menghilangkan jejak, mayat korban dimasukkan dalam bak mandi, ditutup kayu, lantas dicor dengan semen dan dilapisi keramik. Meski berhasil kabur ke wilayah Malang usai membunuh, Suratman akhirnya tertangkap, Kamis (7/5) dini hari kemarin.

Pelaku tega membunuh Yuliani yang juga tetangganya sendiri di RT 2/RW 1 Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, karena panik setelah perempuan itu mendesak dinikahi. Yuliani hamil 2 bulan dan diakui sebagai akibat hubungan gelapnya dengan Suratman.

Peristiwa pembunuhan terkuak setelah ayah korban, Sutiono, 52, curiga dengan anak tunggalnya itu, yang belum pulang ke rumah selama lebih sehari. Sebelumnya, Yuliani pamit pergi berkunjung ke rumah saudaranya di desa tetangga, Desa Wonosuko, Wlingi, pada Sabtu (2/5) pagi.

"Karena khawatir terjadi apa-apa, saya lapor ke Pak Kepala Desa pada hari Minggu (3/5). Pak Kades lantas meneruskan ke Pak Camat, dan saya diajak lapor ke Polsek Wlingi," kata Sutiono, Kamis (7/5). Polisi menseriusi laporan tersebut meski Yuliani yang sudah dewasa itu, cuma baru belum pulang sehari. Sebab, berdasarkan laporan keluarga, ada orang yang melihat Yuliani berjalan dengan Suratman pada Sabtu (2/5) ketika korban pemit pergi ke kerabatnya.

Polsek Wlingi langsung melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi-saksi. Termasuk seorang teman korban, yakni Yanti, yang mengungkapkan bahwa korban menjalin cinta dengan Suratman. Dari keterangan Yanti juga diketahui bahwa Yuliani tengah hamil 2 bulan akibat hubungan gelap dengan Suratman -yang juga dikenal sebagai Ketua RT di lingkungan tempat tinggalnya. Jarak antara rumah Suratman dan orangtua Yuliani hanya beberapa puluh meter.

"Yuliani pernah cerita dirinya dinyatakan positif hamil setelah periksa ke bidan. Dia bilang hendak meminta pertanggungjawaban Suratman," kata Yanti.

Mendapat info Yanti, polisi dengan cepat mencari Suratman di rumahnya. Ternyata dia sudah tidak ada. "Kami lantas periksa istrinya. Kata dia, mungkin suaminya pergi ke rumah saudaranya di Malang sebab sudah dua hari pelaku tidak pulang," tutur Kapolres Blitar, AKBP Eko Iswantono.

Pada Kamis (7/5) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, aparat dari Polsek Wlingi dan Polres Blitar akhirnya mendapati pelaku di rumah saudaranya di Malang. Saat itu Suratman bersiap hendak pergi ke Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk kabur.

Suratman kemudian mengakui bahwa dirinya memang pergi dengan Yuliani pada Sabtu (2/5) pagi dan membunuh pasangan selingkuhannya itu pada malam harinya di kamar mandi SDLB Jatiwiratama, yang dipimpinnya. "Saya spontan saja ingin membunuhnya karena bingung saat didesak untuk menikahi.

Demi menghilangkan jejak, saya sembunyikan mayat korban di bak mandi dan kemudian saya cor," kata Suratman di sel tahanan Mapolres Blitar, Kamis (7/5).

Kepada polisi, Suratman mengatakan telah menjalin hubungan dengan Yuliani selama 2 tahun. Sudah berkali-kali, kata Suratman, mereka berdua melakukan hubungan intim yang kemudian berbuntut kehamilan Yuliani.

Suratman mengaku membunuh korban dengan cara mencekik dengan tali karet di kamar mandi SDLB, Sabtu (2/5) sekitar pukul 22.00 WIB. Kemudian jenazah ditaruhnya di sebuah bangunan bak mandi di dalam ruang toilet sekolah dalam posisi tubuh menekuk. Esok harinya, Suratman mencoba menghilangkan jejak dengan cara menuangkan adukan semen basah sebanyak 6 zak ke lapisan kayu yang ditata menutup bagian atas bak mandi, yang berisi mayat korban.

Di atas lapisan semen tersebut, pelaku memasang sejumlah keramik, sehingga bak mandi itu tampak tertutup. Bak mandi itu berukuran panjang dan tinggi 1 meter serta lebar 0,5 meter. "Saya menyesal telah membunuhnya," tutur Suratman lirih.

Ditanya tentang alasannya menjalin hubungan dengan korban, Suratman menjawab hanya menyukainya saja. Namun, diakui pula bahwa bertahun-tahun perkawinannya dengan istrinya Ny Yayuk masih belum membuahkan keturunan. Namun mereka memiliki seorang anak angkat. Menurut Farida, guru di SDLB Jatiwiratama, sebetulnya pada Senin (4/5), dirinya mencium bau tak sedap dari arah kamar mandi. Pada hari itu, Suratman juga masih mengajar hingga pukul 11.00. Pelaku diperkirakan pergi ke rumah saudaranya di Malang setelah jam itu.

"Saya kira itu bau bangkai tikus. Tapi saya tidak bisa memastikan karena kamar mandi terkunci dan kuncinya dibawa Pak Suratman," kata Farida. Rupanya, Suratman tidak sampai bisa menutup penuh lubang bak mandi sehingga bau mayat menyengat ke luar.

Menurut Farida, pada 5 Mei, istri Suratman ke sekolah dan tanya keberadaan suaminya karena sudah sejak 3 April tidak pulang ke rumah. Saat membongkar bak mandi kemarin, bau sangat menyengat tercium. Mayat korban kemudian dibawa ke RSUD Nudi Waluyo Wlingi untuk diotopsi. Pada pukul 10.00 kemarin, jenazah korban dimakamkan di pemakaman umum desa Ngadirenggo.

"Saya kaget ternyata pembunuhnya Pak Suratman. Padahal, orangnya terlihat baik-baik saja. Saya tidak pernah melihatnya berjalan dengan perempuan lain," kata Farida.

Ibu korban, Ny Suripah, tampak terpukul dengan kematian anaknya. Beberapa kali ia histeris dan meminta agar Suratman dihukum mati. Sementara rumah pelaku yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah korban, terlihat tertutup rapat kemarin.

Menurut keterangan beberapa tetangganya, sejak semalam Ny Yayuk dan anak angkatnya Eko mengungsi ke rumah saudara mereka.ais/surya