Datang ke Bali belum lengkap apabila tidak berkunjung ke daerah Klungkung, yang terkenal memiliki corak lukisan kuno dan industri uang kepeng.
Uang kepeng ini biasa disebut Pis Bolong, dipergunakan sebagai perangkat dalam upacara adat Bali.
Melalui kreativitas masyarakat Kamasan, uang kepeng kini menjelma menjadi karya kerajinan bernilai tinggi.
NOVA.id – Keunikan uang kepeng telah menjadi incaran para kolektor barang antik, kondisi tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat Kamasan, Klungkung, Bali sebagai berkah dalam mencari rezeki, salah satunya adalah Komang Mulyani (41).
Perempuan kelahiran Klungkung ini mampu menghadirkan inovasi dan variasi desain produk berbahan uang kepeng.
Ia melihat peluang besar dari usaha kerajinan uang kepeng, karena baru ada satu pengusaha yaitu mantan bosnya.
Sebelum memulai usaha ini, Komang Mulyani dan suaminya, Komang Mertiyasa (46) bekerja di sebuah UKM yang membuat uang kepeng tak jauh dari rumah mereka di Semarapura, Klungkung, Bali, selama lima tahun.
(Baca juga : Gusriyani, Membatik Laba di Atas Kain Besurek)
Mulyani bertugas di galeri dan merangkai uang kepeng menjadi produk, sedangkan suaminya berperan mengecor logam untuk dijadikan uang kepeng.
Berbekal ilmu dan pengalaman pada saat menjadi karyawan, Mulyani dan suaminya memantapkan merintis usaha uang kepeng di rumah.
Tepatnya di Perumahan Carik Uma Lombok Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.
Mulyani membuat desain uang kepeng yang berbeda dari yang sudah ada dan tidak disangka hasil produksinya mendapat sambutan baik di pasaran.