Aku Hamil Enggak Ya?

By nova.id, Kamis, 29 Desember 2011 | 23:45 WIB
Aku Hamil Enggak Ya (nova.id)

Tanda-tanda alamiah tadi tentu perlu dikonfirmasikan dengan melakukan uji kehamilan lain. Yang paling sederhana adalah dengan menjalani tes urine. Cara penggunaannya relatif mudah dan biasanya tercantum jelas pada leaflet di dalam kemasannya. Sayang, tes urine pun tidak 100 % akurat. Kadang-kadang hasilnya negatif, padahal sebenarnya positif. Hal ini mungkin terjadi karena:

* Faktor hormonal ibu. Jumlah progesteron yang masih kurang saat dilakukan tes urine umumnya akan menunjukkan hasil negatif meski ibu sebenarnya sedang berbadan dua. Tapi kasus ini jarang terjadi.

* Alat tes rusak.

* Kesalahan prosedur. Jika ibu tidak menjalankan tes sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan, hasil yang didapat bisa tidak akurat. Contoh, pada petunjuk tertulis agar hasil dibaca setelah 5 detik, tapi ibu membacanya kurang dari waktu tersebut. Lantaran itu hasil tes urinenya salah.

PEMERIKSAAN USG

Jika hasil tes urine menunjukkan negatif namun ibu amat yakin tengah mengandung segera lakukan pemeriksaan USG dengan mendatangi rumah sakit/klinik bersalin terdekat. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaaan dengan menggunakan USG (dari luar atau melalui vagina).

Dengan teknologi gelombang bunyi berfrekuensi tinggi ini, dokter dapat mengetahui kondisi janin dengan optimal, memastikan usia kehamilan serta memperkirakan tanggal kelahirannya. Dengan USG, dokter pun bisa melihat kelainan-kelainan di rahim ibu, misalnya kista, miom atau lainnya.

Tentu saja, meski ada teknologi canggih, mengenali tanda-tanda alamiah kehamilan tetap diperlukan. Dengan begitu, kita dapat segera mengetahui bahwa ada makhluk mungil yang sedang tumbuh di rahim yang amat membutuhkan perhatian kita.

WASPADAI HAMIL DI LUAR KANDUNGAN

Manfaat lain pemeriksaan USG adalah untuk mendeteksi apakah kehamilan terjadi di dalam atau di luar kandungan. Kehamilan yang terjadi di luar kandungan atau disebut juga kehamilan ektopik merupakan kehamilan tidak normal dan perlu ditangani segera. Kehamilan ektopik, bisa terjadi di saluran tuba, kornu (tanduk rahim), indung telur, atau justru di dalam perut.

Tentunya, dengan makin membesarnya janin, baik saluran tuba, indung telur, ataupun kornu bisa pecah dan mengakibatkan perdarahan di dalam perut. "Kalau kehamilan di luar kandungan dapat terdeteksi dini, tentu penanganannya lebih baik. Bila tuba atau salurannya belum robek atau pecah biasanya ibu masih bisa diberi obat untuk menghancurkan kehamilan tersebut. Tapi kalau sudah pecah maka janin dan saluran tuba harus dibuang. Ibu masih tetap bisa hamil, tapi kemungkinannya lebih kecil daripada yang memiliki dua saluran tuba," urai Otamar.

Penyebab kehamilan ektopik adalah kelainan saluran tuba yang dapat diakibatkan oleh infeksi, misalnya, infeksi pada vagina seperti keputihan yang pengobatannya tidak tuntas sehingga infeksi yang terjadi di vagina akan naik dan menjalar masuk ke dalam rahim, lalu akhirnya ke tuba. Selain itu, infeksi juga dapat diakibatkan oleh bercak endometriosis yang menempel di tuba.

Gazali