Aneka Kesalahan Saat Memberi Makan Bayi

By nova.id, Sabtu, 29 Oktober 2011 | 00:18 WIB
Aneka Kesalahan Saat Memberi Makan Bayi (nova.id)

Mungkin orang tua tak menganggapnya sebagai hal penting. Padahal, jika tahapan pemberian makan tak dijalankan secara benar, bisa membuat anak sakit.

 Saat baru lahir, bayi belum bisa makan karena ia baru belajar dan organ pencernaannya belum siap untuk mencerna makanan biasa. Karena itu, memberinya makanan harus melalui tahapan tertentu. Misal, 6 bulan pertama kehidupannya, ia hanya memperoleh nutrisi dari ASI.

"Baru setelah itu, ia diperkenalkan dengan makanan padat, dari bubur susu lalu makin lama makin meningkat sampai nasi setelah ia berusia setahun," kata dr. Budi Purnomo, Sp.A.

Toh, pada kenyataannya, masih banyak orang tua yang kurang paham akan hal tersebut meski sudah dijelaskan dokter. Yang diterapkan justru pola yang ada dalam keluarga dan sudah turun-temurun dilakukan. Padahal, risikonya tak sedikit jika bayi diberi makanan tanpa melalui tahapan yang seharusnya. Berikut sejumlah kesalahan yang sering dilakukan orang tua.

1. TERLALU CEPAT MEMBERI MAKANAN PADAT

Harusnya, baru di usia 4 (enam) bulan bayi mulai diberi makanan padat. Yang banyak terjadi, belum lagi umur 6 bulan, bayi sudah diberi makanan padat semisal pisang atau nasi. Padahal, "Bisa menyebabkan gangguan di usus. Misal, ususnya tersumbat atau melintir."

Budi menjelaskan, dinding dalam usus berisi jonjot-jonjot usus yang di dalamnya berisi enzim dengan fungsi mengolah makanan yang masuk ke dalam saluran usus. "Bayi usia 4 bulan biasanya masih sedikit enzimnya. Jonjotnya juga belum sempurna." Alhasil, makanan padat yang masuk tak diolah. "Cuma memberi rasa kenyang tapi tak diserap, karena enzim yang bertugas mencerna masih kurang."

Nah, kalau keadaannya parah, bisa terjadi perforasi alias kebocoran usus. Bahkan, bisa pecah karena makanan padat menumpuk dan tak bisa hancur di usus.

2. DIBERI SUSU MELULU

Yang juga banyak terjadi, anak hanya diberi susu karena tak mau makan. Padahal, menunda pemberian makanan padat jika memang sudah waktunya, tak baik bagi sistem pencernaan anak. Bisa bisa, jonjot-jonjot ususnya tak terangsang untuk berkembang.

Padahal, kalau kurang dirangsang, lapisan jonjot akan tetap tipis bahkan mungkin "gundul". "Masalahnya, lapisan jonjot-jonjot usus yang tipis ini akan mempengaruhi ketahanan anak. Kalau ususnya terkena infeksi, akan mudah habis dan makin terkikis."

Patut juga diingat, jika anak sudah besar hanya diberi susu, kecukupan gizinya tak akan terpenuhi dengan baik. Makin besar bayi, kebutuhan asupan makanannya juga makin besar, bukan?