* Ajak menginap tanpa "empeng"
Saat anak sudah cukup siap tidur tanpa benda kesayangannya, lakukan perjalanan yang membuatnya tidur di tempat lain. Tinggalkan benda kesayangannya itu di rumah. Jangan panik bila anak menangis saat menjelang tidur karena benda kesayangannya tak ada. Tangani dengan tenang dan katakan serta buktikan bahwa ibu atau ayahnya siap menemani dia sambil bercerita atau memainkan boneka tangan/jari jemari.
* Beri penghargaan
Sebaiknya anak diberi tanggung jawab untuk mencoba mengontrol tindakannya, antara lain dengan memintanya menandai pada kalender, kapan dia bisa melepas jari/benda kesayangannya itu. Sebagai penghargaan atas usahanya, di akhir minggu boleh memberikan hadiah kecil kesukaan anak agar ia semakin termotivasi untuk menghentikan kebiasaannya mengempeng.
* Bersikaplah konsisten
Bila si prasekolah telah bersedia menghentikan kebiasaan ngempengnya, jangan sampai ia "mencuri" kesempatan untuk melakukannya lagi. Biasanya, ketika sedang lelah, orangtua "malas" untuk mengalihkan perhatian anak dari "empeng"nya, lantas membiarkan si kecil mengempeng. Ingatlah, ketidakkonsistenan hanya akan membuat si kecil bingung, dan pada akhirnya target untuk menghentikan kebiasaan mengempeng malah tak akan tercapai.
BERDAMPAK PADA KONSEP DIRI
Ngempeng bisa menyebabkan serangkaian dampak kesehatan, terutama untuk yang mengemut jari. Di antaranya adalah mengganggu pertumbuhan gigi, mulut dan rahang, serta diare karena empeng atau jari yang tidak steril. Terlepas dari semua itu, ada juga beberapa orang tua yang merasakan manfaat positifnya, yakni membantu anak yang rewel untuk tenang.
Jika pada usia lebih dari 2 tahun anak belum dapat menghentikan kebiasaan ngempeng atau mengisap jarinya, akan berdampak pada perkembangan konsep diri anak. Ketika anak mulai bersosialisasi dengan lingkungan di luar rumah, anak akan menjadi bahan ejekan teman-temannya. Perlakuan semacam ini secara terus-menerus akan membuat anak rendah diri, dan pada tingkat yang lebih ekstrem anak akan menarik diri dari pergaulan.
Utami