Kenali 11 Karakter Mertua

By nova.id, Senin, 15 November 2010 | 17:07 WIB
Mertua Hobi Intervensi (nova.id)

Selagi kita dibelit masalah,jangankan memberi nasehat atau jalan keluar, mertua model begini cuma berkomentar pendek, "Yaa... begitulah orang berumah tangga. Pinter-pinternya kamu, deh, gimana mengatasinya."

Ia pun jarang telepon apalagi datang berkunjung. Jikapun kita yang menelepon atau berkunjung ke rumahnya, tanggapannya biasa-biasa saja. Pokoknya, komunikasi serasa enggak jalan karena cuma searah hingga kita menilainya sebagai sosok yang tak peduli.

Menurut Ieda, sebetulnya malah enak punya mertua cuek. Ia merasa tugasnya mengurus anak sudah selesai. Sekarang saya bersibuk diri dengan dunia saya, teman-teman saya, dan hobi saya. "Anda sama sekali tak boleh berujar, 'Si nenek udah tua tapi masih jalan-jalan, senang-senang sendiri, dititipi cucu enggak mau.' Wong, itu hak dia, kok!" Jadi, tandasnya, kita harus menjunjung tinggi prinsip tak saling mengganggu.

"Singkirkan rasa tak enak hati. Anda pun harus menghargai privacy-nya. Biarkan ia menikmati hidupnya dengan dunianya sendiri."

8. TIPE MERTUA BERMULUT MANIS

Di depan kita, ia rajin obral pujian dan kata-kata manis. Tapi begitu di belakang kita, segalanya berubah total. Seperti kata pepatah, lain di bibir lain di hati, begitulah mertua model ini, munafik! Sebagai anak, tutur Ieda, kita dan suami wajib mengingatkan beliau. Tentu dengan cara-cara santun karena orang tua tetap manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan.

"Tak perlu kecut menghadapinya. Kaji kembali opini yang membuat orang terjerat dalam ketakutan akan durhaka terhadap ibunya." Karena bila kita tak menegur atau mengingatkannya, kita justru membiarkan si ibu terperosok lebih jauh ke dalam hal-hal yang tak benar. Sekaligus membiarkannya menjadi api dalam sekam bagi hubungan sesama menantu dan ipar.

9. TIPE MERTUA NEMPEL TERUS SAMA ANAK

Kasus seperti ini biasanya erat berkaitan dengan status anak; entah tunggal, bungsu atau anak kesayangan. Lantaran tak rela berpisah dengan anak istimewanya itulah, kita sebagai menantu pun ikut-ikutan "disandera" untuk tinggal di rumahnya. "Sampaikan terima kasih Anda bisa tinggal di situ karena memungkinkan Anda menabung agar bisa beli rumah sementara anak-anak pun tak lepas kendali," saran Ieda.

Tapi tekad memiliki rumah sendiri harus terus dibicarakan dengan suami. Perlu dicari cara tak mencolok yang dapat mengundang prasangka dan memojokkan Anda semisal, "Tuh, kan, kamu juga yang 'ngeracunin' anakku supaya pindah dari sini." Jikapun harus tetap serumah, minta ijin agar ada pemisahan dapur. "Istri harus belajar memasakkan makanan untuk suami dan anaknya. Biarkan menu-menu baru tersaji di meja makan. Jadi, tak harus menu favorit mertua."

10. TIPE MERTUA SOK TAHU

Apakah Anda sering ditegur kala berbuat atau melakukan sesuatu untuk suami? Misalnya, "Suamimu, tuh, nggak suka sayur asem, tapi kenapa kamu malah masak sayur asem?" Kali lain, "Kamu, kok, beli kaos model begini? Dari dulu suamimu enggak suka pakai kaos yang banyak gambarnya. Gimana, sih, kamu ini?"