Hampir semua bayi pernah mengalami demam. Sebenarnya, demam bukan suatu penyakit, melainkan hanya gejala suatu penyakit. Diperlukan pemeriksaan dokter untuk mengetahui yang terjadi dibalik demam; apakah si kecil mengalami demam karena radang tenggorokan, infeksi telinga, infeksi saluran kencing, demam berdarah, atau lainnya.
Bayi usia di bawah 2 bulan yang mengalami demam harus segera dibawa ke dokter karena daya tahannya masih rendah. Disamping, kemungkinan penyakit berbahaya pada bayi kecil lebih banyak; salah satunya, infeksi sepsis, yaitu infeksi yang terjadi karena ada kuman dalam darah.
Untuk bayi usia di atas 3 bulan, pertolongan pertama dilakukan dengan memberikan obat penurun panas yang banyak dijual bebas di pasaran. Tapi ingat, ya, Bu-Pak, obat penurun panasnya khusus untuk bayi. Pemberiannya sesuai dengan dosis yang tertera di kemasannya. Tapi jika demamnya bertahan hingga 2 hari, sebaiknya periksakan ke dokter.
Jika panasnya tinggi, kompres dengan air hangat. Jangan gunakan air dingin, apalagi alkohol karena sudah tak disarankan lagi. Penelitian terakhir menunjukkan, kompres hangat lebih efektif. Gunakan spon atau handuk kecil yang dibasahi air hangat, lalu basuh bayi seperti tengah memandikannya saja. Ulangi 1-2 jam sekali kalau panasnya tinggi.
Jika dengan pemberian obat penurun panas maupun kompres hangat tak membuahkan hasil, segera bawa ke dokter. Beberapa orang tua percaya, ukuran panas yang tinggi bila bayi mengalami kejang. Padahal, tak semua bayi panas akan mengalami kejang karena kejang merupakan faktor bawaan. Jadi, ada bayi yang suhu badannya sudah mencapai 40 derajat namun enggak kejang, namun ada yang baru 38 derajat sudah mengalami kejang. Jadi, kalau panasnya tinggi, di atas 39 derajat, harus langsung dibawa ke dokter, ya, Bu-Pak.
Bayi yang tengah demam juga harus cukup cairan; bisa berbentuk susu, buah, atau air putih. Hanya saja pada bayi yang demam karena radang tenggorokan akan susah menelan sehingga biasanya tak mau makan atau menyusu. Akibatnya, demamnya akan naik terus karena kekurangan cairan. Untuk itu, cobalah tawarkan cairan sedikit-sedikit, misal, 3-4 sendok, namun sering. Jangan langsung diberikan dalam jumlah banyak, ya, Bu-Pak, karena bisa menyebabkannya muntah.
Kala bayi demam, udara di sekitar rumah harus memiliki ventilasi baik sehingga relatif sejuk. Jadi, jangan terlalu panas atau dingin. Perlu diketahui, hampir semua penyakit yang disertai demam akan menular karena demam menggambarkan suatu infeksi. Jadi, sebisa mungkin jauhkan si kecil dari kakak atau adiknya.
BATUK PILEK
Ada dua jenis batuk pilek; batuk pilek yang disertai demam dan batuk pilek yang tak disertai demam. Batuk pilek tanpa demam biasanya terjadi karena faktor iritasi atau alergi yang disebabkan debu atau udara dingin hingga sering terjadi pada setiap pagi atau malam. Bila si kecil memiliki alergi tersebut berarti harus dihindari faktor pencetusnya, yaitu debu dan udara dingin. Selain itu, si kecil sebaiknya tak dipakaikan bedak tabur pada wajah. Berbeda dengan orang dewasa yang dapat menahan napas ketika tengah mengenakan bedak, si kecil tidak. Jadi, kala ia bernapas, bedak akan terisap melalui hidungnya sehingga akan memicu batuk pileknya.
Jika batuk pileknya ringan dalam arti hidungnya tak terlalu mampet, batuknya tak terlalu berat, dan tak mengganggu aktivitas sehari-harinya, bisa diatasi dengan menggunakan obat-obatan yang banyak dijual di pasaran. Tapi obatnya jangan diberikan terus-menerus, ya, Bu-Pak. Kalau dalam 2-3 hari tak mengalami perbaikan, sebaiknya bawa ke dokter. Soalnya, pilek bisa berakibat komplikasi ke telinga seperti infeksi telinga atau congekan, bahkan sinus walaupun jarang sekali terjadi.
Batuk pilek yang disertai panas biasanya disebabkan infeksi virus atau bakteri. Pencetus paling sering adalah faktor lingkungan. Bila di rumah ada seseorang yang terkena flu, entah ibu, bapak, kakak, atau pengasuh, maka akan mudah menular pada bayi yang masih rentan akan penyakit. Jadi, jauhkan bayi dari orang-orang yang tengah batuk pilek. Jangan pula membiarkan orang yang tengah batuk pilek sampai mencium bayi, bahkan ibu-bapak yang tengah batuk pilek pun enggak boleh mencium bayi. Bila perlu, gunakan masker kala merawat si kecil.
Penting diketahui, batuk pilek tak akan menular melalui ASI. Jadi, walau Ibu tengah batuk pilek, namun menyusui tetap harus jalan, lo. Yang penting, hindari kontak muka ke muka, atau kontak secara tak langsung, misal, ibu habis membersihkan hidung lalu tak sengaja memegang si kecil, maka si kecil akhirnya akan tertular juga.