Hati-Hati Alergi Pada Anak

By nova.id, Senin, 13 Desember 2010 | 17:01 WIB
Hati Hati Alergi Pada Anak (nova.id)

Memang sulit untuk bisa sembuh total. Tapi, bisa dikurangi dengan menjauhkan pencetusnya. Karena itu, Bu-Pak, segera kenali pencetus alergi pada putra-putri Anda saat gejala pertama timbul.

"Dok, saya punya problem. Saat bangun pagi, timbul bersin, karena saya alergi dingin. Saya khawatir hal ini akan menular pada anak saya. Bagaimana saya mencegahnya agar anak tak mengalami hal seperti saya?" tanya Bapak Aryadi dalam suratnya kepada nakita

Alergi memang tergolong penyakit, tapi tidak menular seperti yang dikhawatirkan Pak Aryadi. Hanya saja, terang Prof.DR.Dr. Karnen Garna Baratawidjaja, Sp.PD., KAI, FAAAAI, alergi timbul karena faktor disinteraksi antara faktor keturunan dan lingkungan.

Hal tersebut ditentukan dari berapa besar derajat keturunan dan derajat lingkungan yang mengandung bahan-bahan yang merangsang terjadinya alergi. "Jadi bisa saja bila ayah atau ibunya memiliki sejarah alergi, anak bisa mempunyai alergi mungkin dalam bentuk yang lain," ujar spesialis penyakit dalam khusus alergi dan imunologi, ini.

PENYIMPANGAN SISTEM

Pada dasarnya, alergi merupakan proses imunologi yang diperankan sel-sel sistem imun. Maksudnya, terang ahli dari Klinik Alergi dan Imunologi, Jakarta, ini, sel-sel sistem imun berperan mencegah, menghindari dan melindungi tubuh dari bahan-bahan yang bisa merangsang dan merusak tubuh. Fungsi lainnya, mencegah kuman-kuman atau virus yang masuk, kemudian virus/ kuman tersebut dimatikan untuk membentuk daya tahan tubuh dan zat anti (antibodi). "Tapi pada kasus alergi justru terjadi kelainan atau

penyimpangan kerja sistem imun tersebut." Biasanya sistem imun pada tubuh dalam keadaan normal, misal, pada bulu kucing atau susu tidak bereaksi apa-apa terhadap bahan-bahan yang tidak berbahaya tersebut. "Tapi pada orang tertentu bahan-bahan yang tak berbahaya tersebut justru menimbulkan reaksi. Itulah yang disebut sebagai alergi," terang dokter yang juga berpraktek di RS Siloam Gleneagles, Tangerang.

Yang pasti, Bu-Pak, alergi banyak ditemui di negara-negara maju. Hal ini berkaitan dengan teori karena masyarakat di negara maju cenderung terlalu sering menggunakan antibiotik, sehingga tidak pernah ada infeksi. "Karena tidak ada infeksi, sistem imun pencegah infeksi tidak bekerja. Maka sistem imun penimbul alergi bekerja lebih." Sedangkan masyakarat di negara berkembang sudah terbiasa menerima infeksi. "Sistem imun pada tubuhnya akan bekerja untuk menghadapi infeksi dan alergi. Jadi, sistem imun tetap berjalan seimbang seperti timbangan; satu untuk infeksi, satu lagi untuk alergi."

DUA JENIS ALERGI

Perlu Bapak-Ibu ketahui, ada dua jenis alergi; menurut sebab dan menurut alat tubuh yang diserang. Alergi menurut sebab terdiri dari alergi debu rumah, alergi pollen (misal, serbuk bunga), spora jamur, obat (misal, penisilin, analgesik/obat pusing/panas/pegal, dan golongan sulfa), makanan (telur, susu, udang, ikan), serta akibat serangga (lebah/tawon, semut, nyamuk, hama, ulat).

Menurut alat tubuh yang diserang dapat dibagai menjadi enam; alergi hidung (rinitis alergi), alergi mata (konjungtivitas/peradangan pada selaput lendir pada kelopak mata), alergi saluran napas (asma bronkial), alergi kulit (urtikaria/biduran, eksim, dermatitis kontak), alergi saluran cerna, dan syok (anafilaksis/renjatan) .

Nah, baik yang sehat atau yang mengalami alergi, tubuh anak selalu memiliki reseptor yang menerima jenis virus tertentu. Pada anak alergi, selalu mempunyai reseptor bagi virus saluran napas yang disebut Ikam I; terletak di permukaan saluran pernapasan. "Jadi virus yang masuk bisa menimbulkan sakit dan radang bila ditangkap Ikam I."