Hormon Testosteron
Meski jumlahnya lebih sedikit dari pria, wanita juga memiliki hormon testosteron. Jika jumlahnya meningkat, secara fisik bisa menyebabkan sindrom ovarium polikistik (SOPK), yaitu kelainan kelenjar adrenal.
Gambarannya seperti ini, ketika kelenjar adrenal terpengaruh, sel-sel tubuh akan resistensi (menolak) insulin. Padahal hormon pada insulin itu sangat diperlukan untuk memproduksi pankreas yang berfungsi memecah gula dalam tubuh.
Kondisi ini biasanya tak disadari dan dimengerti wanita hingga berat badan mereka naik secara tiba-tiba, karena gula dalam darah mereka tidak terurai sempurna.
Oh iya, kelebihan hormon testosteron juga bisa membuat perempuan memiliki beberapa karakter pria. Misalnya, badan lebih kekar, suara berubah layaknya pria, dan lain-lain.
Alat Kontrasepsi atau KB
Meski tak semua wanita mengalami ini, salah satu efek penggunaan alat kontrasepsi hormonal adalah retensi cairan (yang dipicu oleh hormon progesteron) atau penimbunan cairan dalam tubuh dan merangsang nafsu makan.
Berat badan pun meningkat dan tentu saja Anda merasa lebih gemuk. Jika tidak nyaman dengan berat badan Anda, ada baiknya Anda mengganti alat kontrasepsi dengan IUD (spiral) yang relatif tidak punya efek samping. Tentunya berkonsultasilah dengan dokter kandungan agar analisisnya lebih akurat.
Kekurangan Asam Lemak Esensial
Asam lemak esensial sangat penting karena menghasilkan hormon yang dapat mempertahankan tingkat metabolisme tubuh. Jika tubuh kekurangan asam lemak esensial, organ dalam tubuh akan semakin rentan, bahkan rusak. Akibatnya organ tubuh tidak bisa bekerja dengan baik dan lemak tertumpuk.
Untuk mengantisipasinya, Anda membutuhkan makanan yang mengandung Omega 3 dan Omega 6. Sebut saja makanan laut seperti tuna, salmon, dan kerang. Bisa juga dari minyak kedelai, biji blewah, sayuran berdaun, walnut, bahkan alpukat.
Menopause