Solusi Atasi Konstipasi

By nova.id, Selasa, 4 Mei 2010 | 17:09 WIB
Solusi Atasi Konstipasi (nova.id)

Solusi Atasi Konstipasi (nova.id)

"Foto: Eng Naftali "

Buang air besar (BAB) yang tidak lancar, sungguh mengganggu. Perut kembung disertai rasa sakit hanyalah beberapa gejala yang dialami tubuh.

Coba Anda ingat-ingat, berapa kali dalam sehari, Anda buang air besar (BAB)? Menurut dr. H. Ari Fahrial Syam, Sp. PD-KGEH, MMB, ahli penyakit gastro orang dewasa, jika dalam seminggu kurang dari tiga kali BAB, ini bisa jadi merupakan penyakit konstipasi.

Yuk, pahami lebih dalam mengenai konstipasi, pasalnya penyakit ini bisa menyebabkan penyakit lain yang lebih berbahaya, seperti tumor usus.

Perbanyak Serat

Bicara soal solusi mengatasi konstipasi, mulailah dengan mengubah pola makan.

"Konsumsilah sayuran dan buah-buahan, pada pagi. Juga, antara pagi dengan siang, siang dan malam," saran dr. Ari.

Mengapa buah dan sayur menjadi begitu penting? Sebab kandungan seratnya tinggi, dan manusia butuh asupan 25 gram serat per hari.

Sayangnya, tingkat pemenuhan kebutuhan serat di Indonesia masih rendah. "Baru setengah dari yang seharusnya."

Minumlah yang cukup dan imbangi dengan olahraga. "Hindari makanan berlemak," ucapnya.

BAB Butuh Waktu Lama

Konstipasi atau lebih dikenal dengan nama sembelit adalah gangguan yang terdapat pada sistem pencernaan. Dokter Ari menjelaskan, "Konstipasi adalah sebuah keadaan di mana frekuensi BAB terjadi kurang dari 3 kali dalam satu minggu. Jadi, jika seseorang BAB 2 kali dalam seminggu, ini sudah termasuk konstipasi."

Selain itu, konstipasi juga bisa ditenggarai dari bentuk kotoran. "Bentuknya keras, seperti kotoran kambing atau kombinasi di mana saat orang tersebut harus menunggu lama atau mengedan berlebihan ketika BAB."

BAB pun dirasa tidak tuntas dan butuh waktu lebih lama untuk melakukannya.

Fakta menarik lainnya soal konstipasi adalah dibanding dengan laki-laki, perempuan lebih banyak mengalami konstipasi. Hal ini dipengaruhi oleh karakter organ pencernaannya, kurang bergerak, hingga obat.

Faktor Fungsional & Organik

Sebenarnya, apa penyebab konstipasi? dr. Ari menguraikan bahwa terdapat 2 faktor besar yang mempengaruhi terjadinya konstipasi.

Pertama, faktor fungsional (dikenal juga dengan istilah Irritable Bowel Syndrom atau IBS). Seperti, gaya hidup dan pola makan. Misalnya bagi mereka yang bekerja di kantor dan sering menghabiskan waktu dengan duduk dan kurang bergerak. "Lakukan aktivitas dengan bergerak," tambahnya.

Pola makan di mana jarang sekali mendapat asupan berserat pun, bisa terserang konstipasi. Begitu pula, jika sering sekali mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemaknya.

"Kurang minum air juga bisa. Seharusnya, kan, dalam 24 jam, meminum 8-10 gelas air." Kondisi ini, menurut dr. Ari, bisa memicu konstipasi.

Stres yang terjadi karena beban pikiran pun bisa mengakibatkan konstipasi.

Kedua, faktor organik yang terjadi karena kelainan pada sel syaraf pada permukaan usus, tempat di mana proses BAB terjadi.

Atasi Segera

Jika Anda mengalami gejala-gejala konstipasi, ada baiknya langsung memeriksakan diri kepada dokter ahli.

Pasalnya, hanya dengan peneropongan kolonskopi dapat dilakukan evaluasi terhadap kondisi ususnya.

"Apakah memang ada sumbatan, polip, kanker, atau tumor sehingga terjadi konstipasi? Pasien yang mengalami konstipasi, 10 persen disebabkan oleh adanya tumor," urai dr. Ari.

Konstipasi juga bisa merambat ke penyakit lain (komplikasi). Sebut saja ambeien (hemmoroid) atau luka pada usus.

Untuk mengatasinya, segera memperbanyak konsumsi serat dan juga probiotik.

Dua hal ini bisa membantu melancarkan sistem pencernaan, termasuk konstipasi. Misalnya dari buah-buahan atau konsumsi yogurt.

Konsumsi Probiotik

Probiotik sering disebut sebagai salah satu solusi untuk memperlancar BAB.

Ia mengandung mikroorganisme hidup yang bekerja meningkatkan kesehatan dengan cara menjaga juga memperbaiki keseimbangan flora yang terdapat dalam usus.

"Probiotik dan prebiotik mempunyai peran untuk membantu proses fermentasi di kolon. Pada proses ini, dihasilkan zat-zat yang diperlukan usus, pergerakan usus pun lebih normal, mengurangi kuman patogen. Jadi, secara umum, bisa diterima kalau probiotik dibutuhkan tubuh apalagi sistem pencernaan," urai dr. Ari panjang lebar.

Si Bakteri baik ini sudah secara alami berada di usus manusia. Dengan gaya hidup modern seperti konsumsi fast food, merokok, dan stres, mengakibatkan berkurangnya jumlah bakteri baik sehingga perlu asupan tambahan berupa yogurt.

Di Indonesia, probiotik dianggap sudah berkembang lebih luas. Dan, bisa didapatkan lewat aneka produk yang dijual di pasaran seperti yogurt.

Yogurt Probiotik

Dengan banyak pilihan yogurt yang ada di pasaran, pastikan memilih yang benar-benar yogurt.

Cirinya antara lain: mengandung bakteri hidup, umur produk yang relatif pendek (30-35 hari). Bisa juga dengan memilih yogurt yang mempunyai bakteri eksklusif yang berguna untuk menjaga dan mempertahankan fungsi saluran cerna.