Anak Dan Binatang Piaraan

By nova.id, Jumat, 14 Mei 2010 | 17:09 WIB
Anak Dan Binatang Piaraan (nova.id)

Soal hewan pengganti, kata Aswini, "Serahkan pada anak apakah ia ingin mencari penggantinya atau tidak. Anak, kan, seperti kita juga, yang kalau kehilangan teman baik, belum tentu kita menginginkan penggantinya walaupun kehilangan itu sudah berlangsung lama sekali."

Agar Anak Aman Bersama Binatang Kesayangan

Tak semua binatang layak dipelihara. Umumnya, hewan peliharaan adalah kucing, kelinci, burung, atau anjing. Kendati ada pula yang memiliki hewan "aneh" semisal ular atau iguana. "Yang bahaya, mentang-mentang orang tuanya memelihara satwa liar, lalu anak-anaknya disuruh memelihara dan merawat binatang sejenis. Lebih bahaya lagi jika orang tua tak cukup punya pengetahuan mengenai binatang buas itu," tutur Drh. Sutarman MS.

Di bawah ini ada beberapa patokan yang harus menjadi perhatian orang tua:

* Pastikan anak tak menderita alergi terhadap bulu binatang. Jika alergi, anak akan bersin atau batuk-batuk kala berada di dekat binatang. Kalau ia memang alergi, tak perlu memaksanya memelihara binatang.

* Setelah dibeli, segera mandikan binatang peliharaan dengan air hangat yang dicampur cairan antibiotik. Jika hewan masih kecil atau bayi, cukup diseka dengan handuk kecil yang dibasahi air hangat tersebut.

* Bawa segera ke klinik hewan untuk untuk mendapatkan pemeriksaan endoparasit dan esktoparasit. Pemeriksaan endoparasit dimaksudkan untuk memeriksa apakah ada virus-virus di dalam tubuhnya yang harus dibasmi. Sedangkan ekstoparasit adalah pemeriksaan bagian luar hewan (kutu, penyakit kulit).

* Beri aneka vaksin seperti distampler, rabies, muntaber atau anti-tetanus.

* Jangan lupa memberi obat cacing karena hewan seperti anjing dan kucing, mudah terkena cacingan. Pemberian bisa dilakukan dua bulan sekali.

* Anak-anak harus mencuci tangan setiap kali usai memegang dan bermain-main dengan hewan kesayangannya.

* Bersihkan kebun dari kotoran binatang. Sebenarnya hewan peliharaan dapat diajarkan, di mana ia harus buang air kecil/besar. Biasakan agar ia keluar rumah bila hendak kencing atau buang hajat.

* Untuk membersihkan kotoran hewan, anak tak perlu dilibatkan. Sebab, kotoran kucing, misalnya, mengandung troposit, bibit telur yang bila terkena manusia bisa menyebabkan parasit toksoplasma.

* Jika ingin membawa hewan peliharaan ke dalam rumah, pastikan ia benar-benar bersih, bebas dari segala macam parasit maupun kutu yang dapat berpindah ke tubuh manusia.

* Sebelum memelihara binatang, jelaskan seluruh konsekuensinya pada anak. Anak harus dijarkan bertanggung jawab terhadap teman barunya itu. Misalnya, dengan memintanya mengingat-ingat kapan si binatang harus diberi makan. Jadi, anak juga diberi tahu, ada teman lain yang harus dipikirkan dan diperhatikan.

* Untuk urusan memberihkan kotoran atau memandikan hewan, harus dilakukan orang dewasa. Selesai si kucing dimandikan, misalnya, anak boleh membantu mengeringkan dan menyisir bulu-bulu sahabatnya.

Santi Hartono/nakita