Vitamin sangat penting untuk tubuh. Fungsinya untuk mengatur penggunaan zat gizi dalam tubuh, serta memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. "Kebutuhan vitamin pada balita cukup tinggi, karena pada usia ini mereka berada dalam masa pertumbuhan," terang dr. Hartatiningsih S., Sp.A, dari RSAB Harapan Kita. Jadi, zat-zat yang terkandung dalam makanan si kecil haruslah cukup zat gizi.
Fungsi vitamin tidak dapat digantikan zat lain. Di samping itu, kecuali vitamin K, vitamin lain tidak bisa dibuat sendiri oleh tubuh. Oleh karena itu kebutuhan vitamin bagi tubuh didapatkan dari luar.
Pada dasarnya ada dua kelompok vitamin. Kelompok pertama, vitamin yang larut dalam lemak (fat soluble), yaitu A,D,E, dan K. Kelebihan vitamin jenis ini cenderung disimpan dalam tubuh. Berikut, kelompok vitamin yang larut dalam air (water soluble), seperti B dan C. Bila dikonsumsi berlebihan, kelebihan vitamin ini akan keluar bersama urin.
PEMBERIAN VITAMIN
Pemberian vitamin pada anak, secara bebas, boleh-boleh saja dilakukan para ibu. Karena biasanya dosis vitamin tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak. Yang perlu diingat dalam pemberian vitamin janganlah berlebihan. Oleh karena itu jangan menyimpan di sembarang tempat sehingga memudahkan si anak untuk mengambil dan memakannya tanpa sepengetahuan orang tua. Hal tersebut memungkinkan si anak mengkonsumsinya secara berlebihan. Apalagi saat ini banyak vitamin yang tersaji dalam bentuk-bentuk yang menarik anak, seperti bentuk-bentuk binatang. Juga tersaji dalam berbagai rasa yang mengundang keinginan anak untuk memakannya.
Mengapa tidak boleh dikonsumsi berlebih? Secara umum kelebihan vitamin bisa mengakibatkan ketidakseimbangan kimia dalam tubuh. Di samping itu, bila tubuh kelebihan vitamin yang larut dalam lemak bisa mengakibatkan keracunan. Hal itu karena kelebihan itu disimpan dalam tubuh, sehingga terjadi penumpukan. "Keracunan itu dapat terjadi karena vitamin yang menimbun di dalam lemak dapat mempengaruhi sel-sel lainnya di dalam tubuh," jelas dr. Sri Kurniati, MS, ahli gizi dari RSAB Harapan Kita. Penumpukan vitamin D dalam jangka waktu lama, misalnya, bisa mengakibatkan tekanan darah tinggi serta kegagalan fungsi ginjal.
Ada juga kekeliruan yang kerap dilakukan para orang tua. Mereka berpikir bahwa wortel itu sangat baik karena mengandung vitamin A. Dan kemudian memberikan wortel dalam jumlah yang sangat berlebih. Ini tentu saja tindakan salah. Perlu diketahui, vitamin A di dalam wortel terdapat dalam bentuk karoten sebagai pigmen berwarna kuning. Pada akhirnya, jika dikonsumsi berlebihan, dapat mengakibatkan tangan dan kulit si kecil menjadi kuning.
Sedangkan risiko yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin umumnya berupa gangguan kesehatan, misalnya akibat kekurangan vitamin A dan C, tubuh mudah terkena infeksi. Kekurangan vitamin B bisa mengakibatkan anemia. Kekurangan vitamin D bisa mengakibatkan penyakit rachitis.
Yang patut diingat, pemberian vitamin tidak diperlukan lagi bagi anak yang mengkonsumsi bahan makanan yang baik dalam arti tercukupinya 4 sehat 5 sempurna. Begitu pula jika anak enggan makan. Banyak sekali penyebab sulit makan pada anak. Mungkin karena makanannya itu-itu saja, sehingga anak merasa bosan. Atau bisa juga lantaran suasana makan yang tidak menyenangkan buatnya. Nah, pemberian vitamin baru bermanfaat jika anak enggan makan karena kekurangan vitamin. Lagipula yang terbaik vitamin diperoleh dari sumbernya, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan bahan makanan lain.
Artinya anak harus mendapat pola makan teratur dan seimbang agar memperoleh asupan gizi yang seimbang pula. Jadi, sangatlah tidak tepat jika anak yang enggan makan, diberikan berbagai tablet vitamin. Karena vitamin tersebut bukan untuk menggantikan makanan yang menjadi kebutuhan gizi si anak.
Begitu juga dengan kepercayaan para ibu yang menganggap vitamin bisa mencerdaskan anak. Yang benar, vitamin hanya membantu proses metabolisma (kegiatan sel-sel) di dalam tubuh.
Agar anak cerdas, sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) harus berfungsi dengan baik. Untuk mempercepat reaksi saraf penghantar (neurotransmitter) dan mempermudah komunikasi antara sel-sel otak diperlukan zat tertentu yang sering disebut vitamin untuk otak. "Metabolisme sendiri terdiri dari pemecahan dan pembentukan," jelas Hartatingsih. Proses ini dibantu oleh vitamin yang dikonsumsi anak. Nah, vitamin tersebut dapat membantu terbentuknya sel-sel tubuh sehingga membantu anak tumbuh besar.
Riesnawiati Soelaeman/Sandra Olifia/nakita