Anak Kecil Juga Bisa Stres, Lo

By Dok Grid, Selasa, 4 Mei 2010 | 17:18 WIB
Anak Kecil Juga Bisa Stres Lo (nova.id)

Selain mencari tahu penyebab perilaku anak, Rina juga meminta orang tua untuk instrospeksi diri. Jika dirasakan anaknya stres lantaran sikap orang tua, maka orang tua harus mau mengubah sikapnya itu. "Kalau tidak, anak akan tetap seperti itu. Stresnya nggak akan selesai." Jadi, orang tua juga harus bekerja sama dan tentunya sabar.

Misalnya, orang tua tahu kemampuan anaknya terbatas. Janganlah ia dituntut melebihi kemampuannya untuk bisa menghasilkan sesuatu. "Kalau anaknya jadi 'nakal', beri tahu dengan cara yang baik. Misalnya, 'Mama bangga kalau kamu enggak bersikap seperti itu,'." Jika si anak stres lantaran kelahiran adik, sebaiknya orang tua tak bersikap pilih kasih.

Untuk anak yang berubah jadi pendiam, saran Rina, orang tua sebaiknya bertanya pada anak tentang masalahnya. Lalu berilah ia motivasi dan pujian, sehingga anak mau melakukan sesuatu sesuai yang diharapkan. Misalnya, "Aduh, anak Mama pintar sekali." Jadi, "Orang tua berusaha untuk membangkitkan kembali motivasi dan semangatnya agar anak tidak stres."

Yang harus dipahami, terang Rina, reaksi setiap anak berbeda terhadap stres. Karena itu penanganannya juga harus bersifat individual. "Jadi, masalahnya bisa sama tapi reaksinya berbeda." Misalnya anak stres karena kelahiran adik. Mungkin si A yang tadinya lincah dan periang berubah menjadi pendiam, pemurung, dan sedih. Sementara si B yang tadinya penurut berubah jadi suka membangkang.

Bila orang tua sudah berusaha membantu si anak mengatasi stresnya, namun belum juga menunjukkan ada perubahan atau ternyata tingkah laku si anak sulit diatasi, berarti diperlukan bantuan orang lain. Apakah itu dengan guru atau berkonsultasi ke psikolog/psikiater.

Rina mengingatkan, stres pada anak bisa mengganggu perkembangan jiwanya. "Tapi bukan berarti si anak akan menderita sakit jiwa, ya." Melainkan akan timbul pada diri si anak rasa kurang percaya diri, tak mau tampil, menarik diri, bertingkah laku berlebihan, dan sebagainya. "Jika kondisi ini dibiarkan berkepanjangan sampai si anak besar, maka ia bisa lari ke obat-obatan dan perilaku destruktif lainnya."

Dedeh Kurniasih/nakita