Banyak ibu muda bingung memilih makanan bayi dan bagaimana pemberiannya. Tanya sana-sini, kok, jawabannya saling beda. Bagaimana yang betul?
"Bayi saya sudah 8 bulan. Boleh nggak, ya, dikasih nasi tim tanpa diblender?" atau "Apa saja, sih, buah-buahan untuk bayi?" Pertanyaan semacam ini kerap terlontar dari mulut para ibu muda, khususnya yang baru pertama kali punya bayi. Bahkan, ada yang membandingkan dengan bayi orang lain, "Bayinya teman saya, umur 3 bulan sudah dikasih makan pisang. Kok, kata dokter, bayi saya belum boleh, ya?"
Menentukan makanan mana yang harus diberikan pada bayi, memang memusingkan. Belum lagi memikirkan berapa takarannya karena takut kalau-kalau bayinya kekurangan makanan. Meski dokter sudah menjelaskan panjang lebar, tetap saja ibu was-was dan tanya sana-sini yang akhirnya membuatnya tambah bingung.
ASI NOMER WAHID
Makanan, seperti kita ketahui, merupakan penunjang bagi tumbuh kembang yang optimal. Terutama pada bayi. Sebab, "Pertumbuhan bayi sangat pesat. Dari berat lahir sekitar 3 kg, dalam setahun pertumbuhannya bisa mencapai sekitar 9 kg," kata Dr. I.Suharti Agusman, SpA(K) dari FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo Bagian Anak. Karena itu, pemberian makanan pada bayi harus memenuhi syarat kebutuhan gizi untuk tumbuh kembangnya.
Para ahli sepakat, air susu ibu (ASI) merupakan makanan terpenting bayi. Sebab, ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Juga, ASI mengandung macam-macam substansi anti-infeksi yang melindungi bayi terhadap infeksi.
"Tapi tak semua beruntung ASInya lancar," ujar Suharti. Jika ASI kurang, lanjutnya, diusahakan dulu menyusui lebih sering agar produksi ASI dirangsang. Bila tak berhasil juga, boleh ditambah susu formula. "Tapi jangan belum apa-apa, ah, saya enggak mau menyusui, kasih susu formula saja. Itu enggak boleh. Anugerah alami harus dipakai dulu. Apalagi zaman sekarang, susu mahal," tuturnya.
Setelah usia 4 bulan, bayi perlu makanan tambahan seperti bubur susu, biskuit, dan buah-buahan. Lalu bubur saring (nasi tim yang dihaluskan) mulai usia 6 bulan dan di usia 9 bulan sudah bisa diberikan nasi tim. "Jadi, untuk tumbuh, bayi memerlukan pemberian makanan secara bertahap. Mulai dari yang cair, setengah padat, padat, lalu makanan biasa berupa nasi dan lauk pauk. Juga harus cukup air, vitamin, serta mineral," jelas Suharti.
MASING-MASING BERBEDA
Kendati demikian, pemberian makanan bersifat individual. Artinya, tak semua bayi usia 4 bulan, misalnya, siap diberi bubur susu. "Kalau yang lahir prematur, belum tentu usia 4 bulan sudah makan bubur susu," kata Suharti.
Jadi, harus dilihat juga kondisi bayi bersangkutan, termasuk berat dan tinggi badannya. Semua itu yang menilai adalah dokter anak. Karena itu, konsultan gizi pada anak ini menegaskan, "Penting sekali anak dipantau tumbuh kembangnya tiap bulan. Diukur tingginya, ditimbang berat badannya, diberi imunisasi, dan diperhatikan makanannya. Itu sudah merupakan satu paket yang harus diperhatikan orangtua."
Begitu pun jadwal pemberian makanan. Umumnya diberikan tiap 3 jam sekali. Tapi ada juga bayi yang baru 2 jam sudah lapar lagi. "Nggak apa-apa. Sebab, masing-masing bayi berbeda. Tapi umumnya lambung dikosongkan dalam 3 jam. Setelah 3 jam, otomatis akan lapar lagi. Jadi, kalau bayi tidur terus sampai 4 jam, harus dibangunkan dan diberi makan. Jangan didiamkan saja," terang Suharti.