Seluk Beluk Makanan Bayi

By nova.id, Jumat, 5 Maret 2010 | 17:36 WIB
Seluk Beluk Makanan Bayi (nova.id)

Banyak ibu muda bingung memilih makanan bayi dan bagaimana pemberiannya. Tanya sana-sini, kok, jawabannya saling beda. Bagaimana yang betul?

"Bayi saya sudah 8 bulan. Boleh nggak, ya, dikasih nasi tim tanpa diblender?" atau "Apa saja, sih, buah-buahan untuk bayi?" Pertanyaan semacam ini kerap terlontar dari mulut para ibu muda, khususnya yang baru pertama kali punya bayi. Bahkan, ada yang membandingkan dengan bayi orang lain, "Bayinya teman saya, umur 3 bulan sudah dikasih makan pisang. Kok, kata dokter, bayi saya belum boleh, ya?"

Menentukan makanan mana yang harus diberikan pada bayi, memang memusingkan. Belum lagi memikirkan berapa takarannya karena takut kalau-kalau bayinya kekurangan makanan. Meski dokter sudah menjelaskan panjang lebar, tetap saja ibu was-was dan tanya sana-sini yang akhirnya membuatnya tambah bingung.

ASI NOMER WAHID

Makanan, seperti kita ketahui, merupakan penunjang bagi tumbuh kembang yang optimal. Terutama pada bayi. Sebab, "Pertumbuhan bayi sangat pesat. Dari berat lahir sekitar 3 kg, dalam setahun pertumbuhannya bisa mencapai sekitar 9 kg," kata Dr. I.Suharti Agusman, SpA(K) dari FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo Bagian Anak. Karena itu, pemberian makanan pada bayi harus memenuhi syarat kebutuhan gizi untuk tumbuh kembangnya.

Para ahli sepakat, air susu ibu (ASI) merupakan makanan terpenting bayi. Sebab, ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Juga, ASI mengandung macam-macam substansi anti-infeksi yang melindungi bayi terhadap infeksi.

"Tapi tak semua beruntung ASInya lancar," ujar Suharti. Jika ASI kurang, lanjutnya, diusahakan dulu menyusui lebih sering agar produksi ASI dirangsang. Bila tak berhasil juga, boleh ditambah susu formula. "Tapi jangan belum apa-apa, ah, saya enggak mau menyusui, kasih susu formula saja. Itu enggak boleh. Anugerah alami harus dipakai dulu. Apalagi zaman sekarang, susu mahal," tuturnya.

Setelah usia 4 bulan, bayi perlu makanan tambahan seperti bubur susu, biskuit, dan buah-buahan. Lalu bubur saring (nasi tim yang dihaluskan) mulai usia 6 bulan dan di usia 9 bulan sudah bisa diberikan nasi tim. "Jadi, untuk tumbuh, bayi memerlukan pemberian makanan secara bertahap. Mulai dari yang cair, setengah padat, padat, lalu makanan biasa berupa nasi dan lauk pauk. Juga harus cukup air, vitamin, serta mineral," jelas Suharti.

MASING-MASING BERBEDA

Kendati demikian, pemberian makanan bersifat individual. Artinya, tak semua bayi usia 4 bulan, misalnya, siap diberi bubur susu. "Kalau yang lahir prematur, belum tentu usia 4 bulan sudah makan bubur susu," kata Suharti.

Jadi, harus dilihat juga kondisi bayi bersangkutan, termasuk berat dan tinggi badannya. Semua itu yang menilai adalah dokter anak. Karena itu, konsultan gizi pada anak ini menegaskan, "Penting sekali anak dipantau tumbuh kembangnya tiap bulan. Diukur tingginya, ditimbang berat badannya, diberi imunisasi, dan diperhatikan makanannya. Itu sudah merupakan satu paket yang harus diperhatikan orangtua."

Begitu pun jadwal pemberian makanan. Umumnya diberikan tiap 3 jam sekali. Tapi ada juga bayi yang baru 2 jam sudah lapar lagi. "Nggak apa-apa. Sebab, masing-masing bayi berbeda. Tapi umumnya lambung dikosongkan dalam 3 jam. Setelah 3 jam, otomatis akan lapar lagi. Jadi, kalau bayi tidur terus sampai 4 jam, harus dibangunkan dan diberi makan. Jangan didiamkan saja," terang Suharti.

Nah, Anda tak perlu khawatir si kecil akan kekurangan makanan bila ia belum siap menerima bubur saring padahal usianya sudah 6 bulan. Juga tak usah cemas ia akan kegemukan karena sering menyusu. Sebab, seberapa banyak dan seberapa sering ia makan, semuanya tergantung pada usia, tingkat pertumbuhan, berat badan, dan metabolisme. Dan semua itu tak sama antara satu bayi dengan bayi lainnya.

Julie ErikaniaApa Saja Makanan Bayi ?

*Air Susu Ibu (ASI)

Mulailah menyusui sedini mungkin meski ASI belum keluar. Jangan cemas bayi Anda tak akan mendapat makanan yang diperlukannya. Cadangan ASI akan sesuai dengan kebutuhan bayi. Lagipula, kebutuhan bayi baru lahir terhadap makanan pada satu kali waktu makan, masih sangat sedikit. Sebab, lambungnya tak dapat menerima banyak makanan. Sejumlah kecil kolostrum (susu awal) yang diproduksi ASI sudah tepat untuk kebutuhannya.

Gunakan saat pertama menyusui untuk membiasakan diri dengan teknik menyusui daripada sekadar untuk memenuhi perut bayi, meski Anda juga perlu memastikan bayi Anda tak kelaparan sementara kalian saling belajar.

Pada hari pertama menyusui, tiap kali Anda menyusui, susui tak lebih dari 5 menit di setiap sisi. Lalu 10 menit pada hari kedua dan 15 menit atau lebih pada hari ketiga. Tapi ini bukan patokan baku. Sejumlah ahli setuju, sejak awal bayi boleh menyusu selama ia suka.

Setelah susu mengalir, susui selama 10 menit pada payudara pertama, dan selama bayi suka pada payudara kedua, lalu pindahkan kembali pada payudara pertama bila bayi tampaknya masih lapar setelah mengosongkan payudara kedua. Jika bayi tertidur sebelum Anda memindahkannya, bantu ia agar bersendawa, kemungkinan besar ia akan mau menyusu lagi. Tiap kali menyusui, mulailah dari payudara kiri atau kanan secara bergantian.

Sampai akhir usia 3 bulan, bayi belum perlu makanan tambahan, jika produksi ASI mencukupi. Penting diketahui, banyak-sedikitnya ASI yang keluar, tergantung pada rangsangan bayi. Jadi, payudara pasti memproduksi susu sedikit bila bayi jarang menyusu. Sebaliknya, jika bayi sering menyusu ASI, produksi ASI pun meningkat.

Berapa lama Anda akan memberinya ASI merupakan keputusan pribadi Anda. Idealnya, ASI diberikan secara eksklusif selama 4 bulan. Akan lebih baik lagi jika sampai bayi usia 2 tahun. Kapan pun Anda memutuskan berhenti menyusui ASI, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda.

*Susu Formula(ASI)

Jika Anda mengkombinasikan ASI dengan susu formula, sebaiknya pilih susu formula yang komposisinya paling mirip ASI. Mintalah petunjuk dokter. Begitu pun cara meramu formula dan berapa banyak formula yang akan diberikan pada bayi Anda.

Sampai usia 3-4 bulan, susu formula diberikan 5-6 kali 180 ml atau tergantung kebutuhan bayi dan diberikan tiap 2 atau 3 jam. Tapi penjadwalan ini hendaknya tak bersifat kaku. Jika sebelum tiba waktunya minum susu, si kecil sudah menangis karena lapar, Anda dapat saja menyusuinya. Hanya perlu diingat, bayi menangis tak selalu berarti lapar. Jika Anda sudah mencoba berbagai usaha untuk menenangkannya dan ia masih tetap menangis, boleh jadi ia memang benar-benar lapar.

Mulai usia 6 bulan, bayi perlu tambahan susu lanjutan. Diberikan 2 kali 180-200 ml, karena ia sudah mulai mendapatkan makanan setengah padat (nasi tim disaring). Sekali lagi, jadwal ini tak bersifat kaku. Begitu pun takarannya. Yang paling baik, sesuaikan dengan kebutuhan bayi Anda.

Jangan paksa si kecil menghabiskan susunya. Jika Anda melihat ia baru minum separuh dari jumlah yang biasanya ia minum, tak apa-apa. Seorang bayi yang sehat tahu kapan ia harus berhenti. Pemaksaan hanya membuatnya menangis dan bukan tak mungkin ia akhirnya jadi muntah karena perutnya terlalu penuh.

Periksa selalu tanggal kadaluwarsa dari susu formula. Periksa pula kemasan/kalengnya. Jika penyok, bocor atau mengalami kerusakan lainnya, jangan digunakan. Susu formula yang tersisa (tak habis diminum) sebaiknya dibuang karena merupakan tempat berkembang biaknya bakteri

*Buah-buahan(ASI)

Buah-buahan merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat. Sejak usia 3 bulan, bayi boleh diberikan buah-buahan seperti jeruk, pepaya, pisang, dan tomat. Buatlah dalam bentuk jus. Khusus tomat, rebus lebih dulu setelah dicuci bersih, lalu disaring untuk diambil airnya.

Buah-buahan lain seperti melon, alpukat, semangka, pir, dan lainnya dapat diberikan mulai usia 6 bulan. Tapi jangan beri buah-buahan yang bergetah dan yang dapat menimbulkan diare seperti sawo, nenas, durian, mangga.

Pada tahap awal beri kira-kira 30-50 ml air buah sebagai pengenalan dan untuk melihat reaksi yang timbul. Jika setelah minum air jeruk, misalnya, si kecil lalu mencret, ganti dengan buah lain pada pemberian berikutnya. Ingatlah untuk selalu mencuci bersih setiap buah sebelum diberikan pada bayi.

*Makanan Padat

Pemberian makanan padat biasanya dimulai usia 4-5 bulan. Makanan padat pertama yang diperkenalkan harus dalam bentuk lunak sehingga mudah dicerna bayi, biasanya berupa bubur susu. Bubur ini dibuat dari tepung serelia seperti beras, maizena, terigu atau havermout, ditambah susu dan gula. Anda dapat membuatnya sendiri atau membeli bubur susu instan yang sekarang banyak beredar di pasaran dalam aneka rasa. Jangan pernah lupa memeriksa tanggal kadaluarsanya.

Makanan padat berikutnya nasi tim, terdiri dari bubur beras ditambah daging/ikan/ayam/hati dan sayuran seperti wortel dan bayam. Mulai diperkenalkan pada usia 6 bulan, tapi nasi tim ini harus diblender dulu atau diulek hingga halus di atas saringan, sebelum diberikan pada bayi. Setelah bayi usia 10 bulan baru, nasi tim tak perlu dihaluskan lagi.

*Makanan Selingan

Biskuit (yang dibuat khusus untuk bayi) bisa diberikan mulai usia 4 bulan. Pemberiannya bisa dicampur air matang atau susu. Jika bayi sudah dapat duduk, akan lebih baik pemberian dalam bentuk kepingan. Ini baik agar bayi melatih keterampilan jari-jemari tangannya (motorik halus).

Setelah usia 6 bulan, si kecil boleh diberi makanan lain seperti roti, agar-agar, puding, bubur kacang ijo, dan lainnya. Bahkan coklat dan es krim. Untuk yang disebut terakhir, Anda perlu hati-hati, terutama jika si kecil punya alergi.

Memberi Makan Bayi Dengan Aman