Inilah Alasan Ada Dua Kubu Orangtua di JIS

By nova.id, Rabu, 16 Juli 2014 | 08:00 WIB
Inilah Alasan Ada Dua Kubu Orangtua di JIS (nova.id)

Inilah Alasan Ada Dua Kubu Orangtua di JIS (nova.id)

"Sekelompok orangtua siswa JIS mendatangi Polda Metro Jaya untuk mendukung Neil dan Ferdinant, Senin, 14 Juli 2014 lalu (foto: NOVA/Yetta Angelina) "

TabloidNova.com - Sejak permasalahan kekerasan seksual yang menimpa beberapa siswa Jakarta International School (JIS) beberapa bulan lalu, ada dua pemandangan berbeda yang ditampilkan oleh orangtua siswa di JIS.

Di satu sisi ada orangtua para korban yang mengundang simpati karena kasus yang menimpa anak mereka masing-masing. Mereka ini tentu didukung banyak pihak. Tapi ada pula sekumpulan orangtua siswa JIS lain yang justru terkesan membela sekolah sekuat tenaga mereka.

(Baca: Meneriakkan Yel-yel, Puluhan Guru JIS Datangi Polda)

T, ibunda AK, korban pertama yang melaporkan dugaan kekerasan seksual di JIS pun akhirnya buka suara soal perbedaan yang terjadi di dua kubu orangtua siswa JIS.  "Rata-rata kubunya JIS yang ditampilin adalah orangtua yang juga bekerja di sana. Mereka pegawai. Bukan orangtua asli kayak saya. Mereka guru yang anaknya sekolah di situ. Sekolahnya gratis, ya pasti dia belain sekolahnya mati-matian. Kan, fasilitas," kata T, Selasa (15/7) sore.

Bahkan kata T lagi, seorang orangtua siswa yang kerap gembar-gembor di meda membela JIS bahkan tidak memiliki anak yang bersekolah di Taman Kanak-kanak JIS.

"Anaknya entah SMP atau apa. Karena anak TK yang Indonesia itu cuma dua.  Anak saya sama anaknya Chris, Head of Security, ya, orang JIS. Karena kalau karnaval, kan, kami biasanya pakai busana daerah. Kalau TK, saya pasti tahu orangtuanya. Orangtua yang demo-demo itu bukan orang tua TK."

Sekumpulan orangtua sekaligus menjabat sebagai guru dan pegawai JIS memang tergabung dalam Parents Teacher Associate (PTA). Inilah yang terlihat membela JIS sekuat tenaga mereka. Sementara menutur T,  komite asli yang dibentuk oleh orangtua siswa justru tidak pernah dimunculkan. "Komite yang asli itu pengurusnya justru ayah korban ketiga. Eh, dia malah di-blacklist sama sekolah. Mending yang ngomong komite yang itu, yang pure, jadi bukan bikinan JIS."

 T bertambah yakin, bahwa JIS memang ada di balik semua pertikaian ini. Bahkan ia berani mengungkap bahwa sebenarnya banyak orangtua yang sudah menarik anaknya dari sekolah JIS setelah kasus ini teurngkap.

"Memang sengaja dibikin seperti itu. Tapi sebenarnya semua enggak setuju. Teman saya saja ada anaknya tiga, narik keluar anaknya dari JIS. Banyak kejadian gitu. Itu saya baru kenal gara-gara saya speak up. Ada orang Jepang suaminya orang Kanada, (anaknya) ditarik langsung."

Yetta Angelina