"Sebelum terbentuk yayasan, suami saya itu giat mengumpulkan sedekah, ia mengajak teman-teman kantornya dulu setiap habis gajian, nah kemudian, setelah rutin berlangsung, ia juga ingin bisa berbuat lebih banyak, enggak cuma memberikan uang tapi ilmu, hingga akhirnya tahun 2009 ia membuat Yayasan yang berbadan hukum,"jelasnya.
Een tahu betul, suaminya berjuang pagi hingga larut malam selalu memikirkan yayasan agar lebih maju dan bisa membantu banyak anak yatim piatu. "Mungkin karena dia sejak kecil kan sudah ditinggal ayahnya, jadi pagi, siang, sore sampai malam ketika dirumah pun, buka internet mencari donatur semua untuk yayasan,"ungkapnya.
Ia tak habis pikir, kenapa ada yang tega menuduh suaminya berbuat hal keji karena semua yang suaminya lakukan untuk yayasan. "Makanya saya enggak habis pikir, kenapa mereka tega, yang suami saya lakukan setiap hari, hanya untuk Yayasan, untuk para santri, jadi tidak mungkin dia berbuat hal seperti yang dituduhkan," keluh Een lagi.
Een juga menyangkal bahwa keluarganya dituduh bergelimangan harta karena yayasan. "Lihat kontrakan kami saja kecil seperti ini, tidak ada apa-apa, hidup juga pas-pasan, jadi harta dari mana? Suami saya berjuang untuk Yayasan, semua untuk kepentingan santri,"tandasnya dengan raut sedih.
Kini bahkan Een juga tidak bisa banyak berbuat karena sang suami sebagai penopang hidup sedang berada di tahanan. "Sekarang memang keadaan sulit tapi alhamdulillah rejeki itu dari Allah, kami tidak pernah kekurangan, banyak yang bantu, insya Allah semua baik-baik saja, saya mau bekerja juga tidak mungkin karena anak saya masih sangat kecil, saya pasrahkan saja sama Allah,"kata Een.
Swita