Duka Bunda Sopir Mobil Maut (2)

By nova.id, Selasa, 31 Januari 2012 | 05:18 WIB
Duka Bunda Sopir Mobil Maut 2 (nova.id)

Duka Bunda Sopir Mobil Maut 2 (nova.id)
Duka Bunda Sopir Mobil Maut 2 (nova.id)

"Foto: Romy Palar/Nova "

Soal Teror & Orang Bayaran

Beberapa hari pasca tabrakan, keluarga Afriyani Susanti akhirnya melakukan jumpa pers Rabu (25/1) malam. Agus Hari Susanto (30), kakak tertua Ani, menyampaikan beberapa hal yang dirasanya perlu diluruskan. "Yang pertama, kami sudah terpikir untuk langsung bertemu keluarga korban tetapi situasinya belum kondusif."

Terlebih saat Agus mendampingi proses pemeriksaan Ani dari awal hingga masuk Polda, ia sempat merasakan berada di kerumunan massa yang marah. "Terdengar oleh saya ada yang bilang, 'Ayo kita pukulin aja pelakunya!' Mendengar itu, saya yang sudah hendak menghampiri keluarga korban mundur lagi," ujarnya.

Tak hanya itu, teror untuk Ani dan keluarganya pun langsung menyerbu. Baik di dunia maya maupun nyata. "Dari Twitter dan Facebook hingga SMS dan BlackBerry Messager (BBM). Semua nomor kami diteror. Ada yang bilang, 'Go to hell! Keluarga pembunuh!' dan segala macam. Padahal, kami ini keluarga normal. Kami bukan keluarga yang dikirim Tuhan dari neraka untuk mengambil nyawa orang lain. Kami keluarga baik-baik, sama seperti keluarga Indonesia pada umumnya," tukas Agus menahan air mata.

Selain teror ancaman, Agus juga mengaku banyak menerima teror penipuan. "Banyak yang mengaku keluarga korban dan minta uang. Setelah dikonfirmasi lagi, ternyata bukan." Menghindari semua bentuk teror tersebut, "Keluarga memutuskan untuk menutup semua akun jejaring sosial. Milik Ani juga sudah kami tutup semua. Jadi, kalau sekarang masih beredar akun-akun yang mengatasnamakan Ani atau adik-adiknya, itu akun palsu."

Agus juga menepis tuduhan rumah mereka di Tanjung Priok dijaga orang-orang bayaran untuk menghalau wartawan, "Itu tidak benar. Mereka adalah warga yang merasa kasihan kepada kami. Kami juga tidak menghindari wartawan. Yang saya pikirkan adalah keadaan fisik ibu saya. Beliau tidak kuat. Itu saja," kata Agus. Hingga kini, lanjutnya, keluarganya memang belum kembali ke Tanjung Priok, melainkan tinggal di suatu tempat yang dirahasiakan. "Sampai semua mereda."

Dalam kesempatan yang sama, keluarga juga membacakan surat permintaan maaf yang ditulis langsung oleh Ani dan dibubuhi materai.

 Ade Ryani, Astudestra Ajengrastri