Griya Rempah, Lulur Untuk Calon Pengantin Menyukai sesuatu yang bersifat natural, sehat, dan budaya, serta meyakini spa membuat tubuh lebih sehat membuat Linda memproduksi beragam perawatan tubuh secara alami berbahan rempah. Perempuan asal Solo ini membuat produk, mulai dari sebelum, saat spa, maupun sesudahnya. “Spa itu pada intinya terapi air. Karena saya cenderung tertarik pada rempah, maka semua produk saya diberi rempah,” ujar Linda saat ditemui di tokonya, Griya Rempah di Solo.
Mulanya, tutur Linda, ia tak memiliki pengetahuan tentang komposisi dan ramuan rempah untuk menghasilkan produk yang bagus. Namun, ia mendapat banyak dukungan dan bantuan ilmu dari seorang dosen senior di Yogya. Dari situlah ia lalu mulai berani memproduksi. Membuka toko sejak akhir 2011, tiga tahun sebelumnya Linda mulai menjual produknya. Waktu itu, ia baru menjual satu produk, yaitu lulur rempah tradisional dalam bentuk sachet, yang hingga kini jadi favorit pembeli.
“Sekarang, lulur rempah ini jadi bahan dasar paket spa Rempah Pandan yang saya buat,” jelas Linda sambil menambahkan, selain membuat kulit cantik, Lulur Rempah juga menghangatkan tubuh. Menariknya, demam yang diderita anak-anak maupun dewasa juga akan turun dalam waktu tak lama dengan cara membalurkan lulur ini ke seluruh tubuh.
Kini, Linda memiliki 13 jenis lulur, antara lain lulur kopi rempah, cokelat rempah, rempah green tea, kunyit rempah, susu, beras rempah, dan lulur romantic yang dikhususkan untuk calon pengantin.
“Kalau calon pengantin memakai lulur romantic 1-2 bulan sebelumnya, aroma tubuhnya akan benar-benar berubah wangi,” imbuh Linda sambil menambahkan, harga lulurnya Rp5.500-Rp8.500 per sachet. Selain lulur, Griya Rempah juga memproduksi sabun dengan bahan dasar lulur yang ada. “Jadi, jenis sabunnya sesuai bahan baku, ada sabun green tea, rempah, sabun zaitun susu yang jadi best seller, dan lainnya. Sabun rempah black tea baik untuk area kewanitaan, karena PH dan antiseptiknya baik untuk area tersebut.”
Ia juga membuat masker, produk untuk spa seperti timung, mandi rempah, sampai wedang atau minuman. Sementara, minyak payudara yang harganya Rp18.000, bisa digunakan saat haid untuk mengurangi nyeri di payudara. “Wedangnya juga ada, supaya haidnya nyaman. Kini, Griya Rempah memiliki 10 jenis minuman yang bisa dinikmati langsung, yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu wedang aroma terapi rempah, dan wedang aroma terapi teh rempah di mana jumlah rempahnya lebih sedikit.
Antara lain, wedang Rempah Eco untuk masalah kewanitaan atau hormon yang naik turun, Seger Waras, Rempah Teh Hijau, dan sebagainya yang dijual dalam bentuk sachet dengan harga Rp7.000-Rp7.500. Sedangkan harga satu paket rempah mandi dibanderol Rp34.000-Rp35.000. “Misalnya kita mau mengambil paket spa green tea, maka timung, lulur, minyak, sampai wedang aromanya green tea. Sajian dalam satu aroma yang sama didapat pula jika kita menginginkan paket spa cokelat, black tea, atau lainnya. Prosesi paket spa dimulai dari timung atau mandi uap rempah sekitar 25 menit.
Tubuh sudah mulai ditimung sejak air belum panas agar tubuh dan jantung tidak kaget dengan perubahan suhu yang drastis. Setelah itu dibaluri minyak produksi Griya Rempah, lalu dilulur dan mandi. Usai mandi, kita disuguhi wedang rempah. Secara keseluruhan, prosesi spa ini memakan waktu tiga jam, dengan biaya Rp185.000-Rp210 ribu. Namun, meski menyediakan layanan spa, Linda yang memiliki tiga karyawan mengaku lebih fokus pada produksi.
Produk sebelum prosesi spa buatan Griya Rempah antara lain lulur dan scrub, sabun, dan sebagainya. Ke depan, Linda berencana menambah beberapa jenis spa, antara lain spa wajah, spa payudara, kaki, rambut, dan V Spa untuk kewanitaan. Tak hanya menjual produk, Linda juga memberikan pelatihan untuk orang-orang yang ingin membuka spa atau sekadar ingin tahu tentang spa. Saat musim liburan, banyak turis asing maupun lokal yang datang untuk membeli produk Griya Rempah yang terletak di depan keraton Mangkunegaran atau menikmati spa.
Selain dijual secara langsung, produk Griya Rempah juga diminati para reseller atau pemilik salon. Untuk salon, Linda menjual produknya dalam satuan kiloan, sedangkan timung hanya dijual bila ada pesanan. “Pesanan dari Amerika dan Singapura juga rutin datang, dan respon mereka sangat bagus,” ujar Linda yang sering diajak pameran dinas pemerintah setempat, antara lain di Ngarsopuro seminggu sekali.
Beauty Barn Produk Natural Bayi & Anak
Berawal dari kondisi kulit anaknya yang sensitif, Welly Ng membuat produk perawatan tubuh yang ia beri merek Beauty Barn, tepatnya sejak September 2012. Sebelumnya, Welly yang khawatir terhadap eksim di kulit anaknya, rajin mencari informasi cara mengatasinya. Ia juga tak segan membeli produk lokal maupun impor. Ia heran mengapa produk luar negeri hasilnya lebih baik daripada buatan lokal, meski bermerek sama. Penasaran, ia mencari tahu perbedaannya.