Perawatan Tubuh Berbahan Natural, Sukses Berbisnis Berkat Kulit Sensitif

By , Senin, 5 Oktober 2015 | 09:17 WIB
Griya rempah lulur untuk calon pengantin (Foto: Hasuna / NOVA) (Nova)

“Ternyata bahan bakunya beda, ada yang menggunakan bahan kimia. Semakin mencari informasi di internet, jadi makin paranoid. Di sisi lain, saya jadi tahu ternyata ada produk berbahan natural untuk mengatasi keluhan anak saya,” ujar Welly. Ia kemudian mencoba membuatnya sendiri. Awalnya, ia hanya membuat tiga produk dasar, yaitu untuk menebalkan rambut, antinyamuk, dan jika digigit nyamuk. Ia sengaja membeli beberapa bahan baku natural dari luar negeri lalu meramu sendiri. Tak lupa, ia menambahkan essential oil.

Ketika dibagikan ke teman-temannya, respons mereka ternyata bagus dan mendorong Welly untuk menjual produknya. Welly lalu memberanikan diri memproduksi dalam jumlah banyak dan memberi merek Beauty Barn. Untuk mengenalkan Beauty Barn, ia tak segan mengikuti berbagai pameran. Suatu hari, di pameran yang diikutinya ia bertemu pemilik toko perlengkapan bayi berjaringan nasional. “Bisa dibilang, itulah titik Beauty Barn berkembang.”

Toko tersebut, menurut Welly, melihat produknya terbilang unik dan masih jarang di Indonesia maupun di luar negeri. “Biasanya, di luar negeri produknya disesuaikan untuk musim di sana, belum ada produk natural yang bisa menyelesaikan masalah kulit di daerah-daerah tropis. Mereka lalu tertarik dan membantu Beauty Barn, sehingga kami bisa berkembang sampai saat ini,” imbuh perempuan berambut lurus ini. Karena banyaknya permintaan, Welly lalu mengembangkan produknya.

Untuk menunjang bisnis barunya ini, Welly mengambil kelas Personal Cosmetic Science dari Institute of Personal Care Science di Australia secara online. Sejak itu, ia makin percaya diri membuat beragam produk dan bereksperimen untuk memformulasikan beberapa produk yang tingkatnya lebih sulit.

Kini, Beauty Barn memiliki 22 produk dalam tiga seri. Pertama, Beauty Barn Kids untuk membantu masalah kulit anak, misalnya balsam serbaguna, body lotion, dan krim wajah untuk menghilangkan ruam ASI atau kulit kering. Harga produk di seri ini antara Rp50.000-Rp180.000.

Seri kedua Aroma Therapy, yang berguna untuk pemulihan dengan harga Rp200.000-Rp300.000. Seri ini menggunakan essential oil murni. “Ini rangkaian produk yang saya buat ketika anak saya sakit, misalnya demam, diare, sakit perut, dan batuk pilek. Nah, yang saya temukan adalah aroma terapi, yang sangat bagus untuk pemulihan. Boleh dibilang, ini seri yang sangat saya banggakan. Walaupun natural, tetap berkasiat,” papar perempuan ramah ini.

Sedangkan seri ketiga Beauty Barn Home, tak hanya bisa digunakan oleh anak-anak, melainkan juga orang dewasa. Seri yang harga produknya Rp150.000 ini juga lebih berkaitan dengan lifestyle, yaitu aroma terapi untuk ruangan dengan lima varian wewangian, yaitu antinyamuk, melegakan batuk pilek, membantu membunuh kuman di ruangan, menenangkan sehingga tidur lebih nyenyak, juga menyegarkan atau memulihkan konsentrasi pikiran.

Produk Beauty Barn, menurut Welly, bisa untuk bayi usia 0 bulan seperti sabun, krim wajah, body lotion, balsam antinyamuk, bedak, dan hampir semua produk aromaterapi. Sama seperti produk Beauty Barn lainnya, seri ini juga tidak menggunakan bahan kimia. Untuk bahan bakunya, 95 persen di antaranya masih diimpor Welly. “Dari Indonesia kami memakai serai, cengkeh, lemon grass, citronella, dan minyak kayu putih.”

Kini, Beauty Barn yang menjual produknya secara grosir memiliki 19 reseller di 12 kota, pada umumnya merupakan toko perlengkapan bayi. “Kami tidak menjual secara retail. Ada beberapa distributor yang bekerja sama dengan kami, dan mereka yang memiliki “kaki-kaki” di bawahnya untuk menjualkan produk,” tandasnya sambil menambahkan, apa yang ia jual di Beauty Barn, itulah yang dipakai anaknya. “Saya juga ingin masyarakat tahu bahwa ada, lo, produk Indonesia yang bagus. Jadi, jangan membeli produk luar negeri terus.”

Keyra, Sabun Susu Kambing Ettawa

Produk perawatan tubuh dengan merk Keyra sebetulnya sudah diluncurkan Erika Ernawati Simangunsong (31) sejak 2013, hanya saja saat itu belum membuat produk sabun dari susu kambing, seperti yang sekarang menjadi trademark Keyra. Saat itu, beragam produk sabun yang dibuat Erika antara lain sabun kulit manggis, kulit delima, jinten hitam, madu, dan bekatul beras merah.

Bukan tanpa alasan Erika membuat sabun yang kemudian digunakannya sendiri.