Memasak bagi sebagian perempuan atau ibu terdengar sulit dan merepotkan. Memasak juga dinilai kurang praktis untuk mereka yang memiliki segudang aktivitas karena perannya sebagai istri, ibu rumah tangga dan tentunya ibu pekerja.
Tak heran, restoran, warung makan maupun kedai pinggir jalan menjadi jawaban demi memenuhi hidangan di meja makan untuk keluarga. Namun, di tengah-tengah anggapan bahwa para ibu sudah kelewat nyaman dengan fasilitas serta kemudahan yang memanjakan diri, ternyata kegiatan memasak setiap harinya masih suka dan sering dijalani para ibu untuk Kembali ke Dapur.
Baca: 5 Tips Masak Menyiasati Harga Bahan Makanan yang Mahal
Menurut survei Kembali ke Dapur Tabloid Nova, sebanyak 65 persen ibu di Indonesia memasak lebih sering dalam seminggu. Terlepas dari peranan mereka, baik sebagai ibu rumah tangga maupun ibu pekerja, 65 persen para ibu di Indonesia memasak sebanyak 3 sampai 4 kali seminggu, nominal ini belum terhitung untuk mereka yang masak dua kali sehari, yakni saat sarapan dan makan malam.
“Saya hampir setiap hari memasak dalam seminggu. Manfaat yang saya rasakan dengan memasak sendiri di rumah adalah bisa menyajikan makanan sesuai selera suami dan anak. Lebih bersih dan higienis karena saya sendiri yang masak. Pastinya lebih irit dan kita bisa mengatur menu khusus yang mengandung gizi,” kata Sisilia (33), ibu rumah tangga asal Sidoarjo.
Baca: 8 dari 10 Ibu di Indonesia Lebih Suka Memasak Menu Makan Malam Keluarga di Rumah
Cerita lain juga dibagikan oleh sejumlah peserta survei Kembali ke Dapur Tabloid Nova. Sebagian besar ternyata berusaha menyempatkan diri memasak setiap minggunya.
“Setiap hari saya memasak untuk keluarga, setelah sholat shubuh saya lari ke dapur dan memasak. Manfaat yang saya dapat ialah bisa menyiapkan bekal untuk anak-anak sehingga mereka terbebas dari sakit perut akibat salah makan,” ujar Ririn Suseono (40), konsultan asal Wonogiri.
Aie Kurniady (28), karyawati swasta asal Medan serta Ita Martura Sari (32), asal Sleman, Yogyakarta, juga mengakui sangat menikmati waktu memasak berkat permintaan suami dan anak tercinta yang menginginkan menu spesial yang berbeda setiap harinya.
“Saya sering masak karena latihan menbuat masakan daerah khas suami, kebetulan karena kami tinggal di luar kota, jadi kalau suami kangen masakan asal bisa buat sendiri. Kalau libur, saya suka ke pasar cari bahan belanjaan karena menyenangkan,” ujar Ita.
Baca: Rahasia Cita Rasa Masakan Khas Seorang Ibu: Dibuat dengan Cinta
Namun pertanyaan seberapa sering memasak dalam seminggu tidak bagi sebagian kecil ibu di Indonesia. Contohnya seperti yang dialami oleh Endang (26), karyawan swasta asal Klaten serta Rani Eka Darma Yuni (22) asal Bekasi.
“Saya jarang sekali memasak karena kesibukan saya sebagai karyawan swasta. Dalam seminggu mungkin hanya sekali memasak, itupun di hari minggu atau libur saja. Akibatnya jadi lebij boros karena sering membeli makanan di luar,” ujar Endang.
Intinya, Kembali ke Dapur tentu menyenangkan namun jangan sampai membuat Anda jadi merasa terpaksa. Pasalnya, memasak itu bukan sekedar mengolah bahan makanan menjadi hidangan. Tapi juga bagaimana menciptakan kreasi makanan yang sesuai selera dan cita rasa lidah anggota keluarga.
“Memasak itu banyak manfaatnya seperti menyalurkan hobi, memanjakan anak dan suami soal masakan. Mengajarkan pada anak dan suami untuk makan makanan bersih dan bergizi sehingga tidak jajan sembarangan. Memasak bisa mempererat kasih sayang karena masak dibuat dengan cinta,” tutup Devita Ariestian Prabowo (26), karyawati asal Bogor.