Kaleidoskop 2015: Rentetan Musibah di Tanah Air

By nova.id, Kamis, 17 Desember 2015 | 12:27 WIB
Pesawat Jatuh (nova.id)

Pesawat Jatuh

Penghujung tahun 2014 ditutup dengan musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya – Singapura. Pesawat yang dipiloti Kapten Pilot Iriyanto dan membawa 162 penumpang beserta awak pesawat itu lepas landas dari Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, pukul 05.36 menuju Singapura. Namun, pada pukul 06.18, pesawat yang pertama kali melakukan uji terbang pada 25 September 2008 dan telah beroperasi di maskapai Indonesia AirAsia selama 6,3 tahun itu hilang kontak. Pesawat jatuh ke Laut Jawa, kurang dari setengah perjalanan dari Surabaya ke Singapura. Ke-162 orang di dalamnya tewas.

Dari hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), tidak ditemukan adanya indikasi pengaruh cuaca sebagai penyebab kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501. Hasil penyelidikan KNKT mendapati jatuhnya pesawat itu akibat rusaknya sistem kemudi dan mode terbang manual.

Musibah penerbangan juga terjadi pada pertengahan tahun 2015 ketika pesawat Hercules C-130 milik TNI AU jatuh di kawasan Jalan Jamin Ginting, Simalingkar, Medan, Selasa (30/6). Lokasi jatuhnya pesawat jenis angkut militer ini persis dekat Bandara Lanud Soewondo eks Bandara Polonia Medan, di kawasan pemukiman dan pertokoan.

Pesawat Hercules C-130 jatuh sekitar pukul 12.00 WIB. Menurut informasi dari warga sekitar, sebelum jatuh, ekor pesawat ini terbakar dan sempat beberapa kali berputar di udara. Pesawat dengan kode 0A1310 berangkat dari Bandara Polonia menuju Pekanbaru. Pukul 11.48 WIB, Pesawat Hercules C-130 take off dari runaway 23 Lanud Suwondo, Medan menuju Tanjung Pinang. Seluruh penumpang dan awak pesawat berjumlah 113 orang tewas, ditambah korban dari pihak masyarakat di lokasi jatuhnya pesawat. Pembunuhan Angeline

Peristiwa tragis menimpa Angeline, 8 tahun. Rabu (20/5), polisi menemukan jasadnya dikubur di halaman belakang kediaman Margaret Ch Megawe, ibu angkatnya, di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali. Sebelumnya, Angeline dikabarkan hilang sejak 16 Mei 2015.

Jasad korban yang dikubur selama hampir tiga pekan ditemukan dalam kondisi tertelungkup memeluk boneka dan dibungkus selimut berwarna putih.Pada leher korban ditemukan bekas jeratan dan tanda kekerasan lain akibat benda tumpul

Sang ibu angkat, Margariet Ch Megawe, didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Angeline, bersama dengan Agus Tay Hamda May. Sidang kasus pembunuhan Engeline dibuka, Kamis (22/10). Margriet didakwa dengan pasal berlapis.  

Tragedi Nenek Asyani

Bermimpi pun barangkali tidak. Tapi, nenek Asyani (60), terpaksa harus meringkuk di tahanan selama 3 bulan. 10 hari. Pangkal soalnya, ia dituduh mencuri kayu milik Perhutani. Nenek empat cucu ini akhirnya bisa bernapas lega setelah penahanannya ditangguhkan.

Nenek miskin yang tinggal di Desa Jatibanteng, Kec. Besuki, Situbondo (Jatim) ini ditahan bersama tiga orang lainnya, masing-masing Cipto, Abdussalam, serta Ruslan, menantunya. Asiyani sempat duduk di kursi pesakitan saat sidang kasus digelar di PN Situbondo, Jawa Timur.

Penelantaran Anak