Apa yang membedakan tari Topeng Losari dengan tari topeng dari wilayah lainnya?
Tari Topeng Losari berbeda dari tari topeng di wilayah barat Jawa Barat lainnya. Gerakan misalnya, Topeng Losari memiliki gerakan galeyong dan gantung sikil yang tidak ada pada tari topeng lainnya. Galeyong adalah gerakan memutar badan ke belakang hingga nyaris seperti posisi kayang. Sedangkan gerakan gantung sikil adalah menari dalam posisi berdiri sambil mengangkat satu kaki. Gantung sikil ini bisa dilakukan sampai 10 menit lamanya tanpa henti. Secara menyeluruh, gerakan tari cenderung besar dan berbentuk elips atau memutar.
Perbedaan mencolok lain terlihat saat pertunjukan tari akan dimulai. Para penari duduk menghadap kotak tempat menyimpan topeng. Mereka nyambat atau berdoa agar tari yang akan dilakukan berjalan lancar. Doa ini selalu dilakukan setiap akan mulai dan setelah selesai menari.
Yang juga beda adalah lakonan, yaitu tarian yang mengandung cerita. Tari Topeng Losari mengambil lakonan dari cerita Panji Sutrawinangun. Semua tokoh yang dimainkan adalah tokoh lelaki, kecuali Dewi Candra Kirana. Itulah kenapa, gerakan tari topeng ini sangat gagah.
Yang lain adalah adanya kedok gelap. Kedok adalah topeng yang dikenakan penari Topeng Losari, dibuat dari kayu jaran. Umurnya sudah ratusan tahun. Topeng ini diwariskan secara turun-temurun. Uniknya, topeng Losari tidak punya lubang hidung dan lubang mata. Hampir tak ada celah untuk bernapas. Kostum dan historisnya juga tidak sama dengan tari topeng lainnya.
Apa tantangan Anda untuk mempertahankan tari topeng Losari Cirebon?
Dalam perjalanannya, tari Topeng Losari Cirebon mengalami naik turun. Di masa nenek saya, tari Topeng Losari Cirebon sempat dianggap tarian musyrik dan beraliran komunis. Seketika aktivitas tari topeng masa itu vakum. Namun, lambat laun label negatif itu hilang seiring pemahaman masyarakat bahwa tari topeng adalah tradisi yang harus dipertahankan. Di masa sekarang, rintangan yang datang berbeda. Modernitas memengaruhi sikap masyarakat. Kesenian tradisi dipojokkan dan berdampak pada sepinya permintaan manggung.
Masyarakat cenderung memanggil organ tunggal untuk mengisi perhelatan dari pada menampilkan tari Topeng Losari. Yang membuat sedih, mereka sanggup membayar mahal untuk organ tunggal, sementara maunya murah bila mengundang penari Topeng Losari, bahkan ada yang minta gratis.
Apa pengalaman menarik yang Anda temui selama berupaya melestarikan tari Topeng Losari Cirebon?
Di luar negeri, tari Topeng Losari sangat dihargai. Mereka rutin mengundang tari Topeng Losari Cirebon dalam misi kebudayaan. Sementara di kampung sendiri apresiasi pemerintah daerah belum maksimal.Tari Topeng Losari sering tidak dilibatkan pada event besar daerah karena gerak dan kostumnya berbeda. Ini seolah membatasi ruang dan kesempatan penari topeng losari untuk berkarya.
Bukan itu saja, gerak galeyong dan gantung sikil dianggap erotis sehingga tidak bisa ditampilkan di keraton. Belum lagi tak adanya dukungan moral dan material saat kami hendak pentas di luar kota. Tak jarang saya merogoh kantong sendiri untuk bisa ikuti padahal itu membawa nama daerah. Jujur saya miris tetapi saya tidak mau menyerah lalu berhenti melestarikan tari topeng Losari Cirebon.
Lalu, apa yang Anda lakukan untuk tetap bisa melestarikan tari Topeng Losari?