Investasi Masa Depan, Ini Untungnya Membesarkan Anak dengan Dua Bahasa

By nova.id, Kamis, 11 Agustus 2016 | 10:45 WIB
Trik Bicara Dengan Bayi (nova.id)

Banyak mitos berseliweran soal efek negatif membesarkan anak dengan bilingual (lebih dari satu bahasa). Ada yang mengatakan, itu bisa membuat anak bingung memilih kosa kata hingga anak alami keterlambatan bicara.

Namun, nyatanya tetap banyak keluarga Indonesia yang menerapkan dua bahasa dalam percakapan sehari-hari di tengah keluarga. Termasuk dengan anak-anak mereka. Melihat anak sudah pintar berbahasa asing sejak dini, tak jarang orangtua merasa bangga, bukan?

Dilansir dari HelloSehat, sebenarnya, ada untungnya membesarkan anak dengan dua bahasa. Selain membangun kekuatan otak, bayi berusia 6 bulan yang mengerti dua bahasa kemungkinan memiliki kemampuan belajar dan ingatan yang lebih baik daripada yang hanya mengerti satu bahasa.

Baca: Inilah 5 Mitos Membesarkan Anak dengan Bilingual

Jadi, asal tahu cara menyeimbangkannya dengan bahasa ibu, Anda tetap bisa, kok, bijak menerapkan 7 cara ini untuk melatih anak terbiasa memahami 2 bahasa. Apa saja?

1. Hindari bahasa bayi

Satu tahun pertama dalam hidup bayi adalah masa terpenting untuk membangun pondasi bahasa. Timpali celotehan bayi Anda dengan kata-kata dan obrolan betulan, bukan bahasa bayi yang terdengar cadel atau lucu. Makin banyak bahasa yang mereka dengar, makin berkembang bagian otak tersebut untuk fasih menguasai bahasa.

Kenapa? Sebab seiring usia, adaptasi anak pada suara dan bahasa akan makin menurun. Itu sebabnya, ada anggapan lebih sulit mengajarkan bahasa lain pada anak-anak SD dibandingkan anak-anak usia preschool atau balita.

2. Nyanyi, baca, dan main

Ciptakan aktivitas menyenangkan untuk Si Kecil. Penuhi rumah denan musik, obrolan, kegiatan menyanyi, membaca buku. Jika kata-kata dihubungkan dengan melodi seperti lagu, anak akan lebih mudah mengingatnya.

Dan, memang benar saran orangtua zaman dahulu agar ibu lebih 'cerewet' menghadapi bayinya. Sebab ia akan lebih mudah menyerap kata-kata atau lagu dengan ekspresi atau cara yang menyenangkan. Begitu pula ketika Si Kecil bertambah besar, perluas aktivitas dengan kegiatan seni seperti menari, kaligrafi, dan sebagainya.

Baca: Panduan Perkembangan Bicara Anak Usia Batita (0 - 3 Tahun)

3. Orangtua bicara dua bahasa berbeda

Jadi, jika Anda berbahasa Indonesia dan pasangan Anda berbahasa Inggris, konsistenlah bicara pada anak Anda dengan bahasa masing-masing. Tujuannya agar anak mudah membedakan 2 bahasa tersebut.

4. Pastikan Anda juga fasih

Anda ingin anak Anda fasih bahasa Inggris, tapi Anda sendiri tidak jago menggunakannya? Jangan khawatir. Anda bisa belajar bersama-sama dengan anak, dan perlihatkan antusiasme dalam mempelajari bahasa tersebut.

Anda dapat mengambil kursus bahasa, atau belajar bersama dengan anak menggunakan materi seperti CD lagu anak-anak dalam bahasa Inggris, buku dongeng dua bahasa, atau menonton film dan video berbahasa Inggris dengan teks terjemahan bahasa Indonesia. Dengan cara ini, sembari anak Anda belajar, Anda pun ikut belajar.

5. Gunakan sehari-hari agar tak lupa

Setelah terekspos pada bahasa tersebut sehari-hari, anak akan otomatis menyerapnya tanpa disadari, dan belajar bahasa pun akan lebih mudah. Anak-anak sangat mudah beradaptasi dan fleksibel secara kognitif, sehingga mereka cepat menangkap arti dari bahasa baru dan cepat merasa nyaman dengan bahasa tersebut dibandingkan dengan orang dewasa yang belajar bahasa. Kuncinya adalah: gunakan terus dalam berbagai kegiatan agar tak mudah lupa.

Baca: JIka Si Kecil Belum Juga Bisa Bicara

6. Manfaatkan teknologi

Video-video di YouTube tentang belajar bahasa bagi anak-anak juga dapat jadi alat bantu yang efektif. Cari juga video yang mengenalkan budaya negara tersebut, bukan hanya bahasanya, jika Anda dan pasangan berasal dari dua latar belakang budaya yang berbeda dan ingin Si Kecil mengenalnya dari awal.

7. Kunjungi kakek-nenek

Membesarkan anak dengan dua bahasa adalah tugas seluruh keluarga, meski tantangan utama ada pada orangtua. Menghabiskan waktu dengan nenek dan kakek yang bicara bahasa yang berbeda dengan yang biasa digunakan di rumah juga dapat membantu si kecil untuk terbiasa dengan bahasa tersebut.