Kisah Haru Dibalik Kiprah Zainah Vadaq, Alumni Perempuan Inspiratif NOVA (PIN) 2009

By , Kamis, 29 September 2016 | 03:45 WIB
Kisah haru dibalik kiprah Zainah Vadaq, alumni PIN 2009 (Nova)

Angkatan kedua Perempuan Inspiratif NOVA (PIN) di tahun 2009 menghadirkan banyak cerita istimewa. Sepuluh pemenang yang berasal dari beragam kota dan latar belakang profesi ini pun terus menginspirasi perempuan Indonesia hingga kini. Simak kisah sukses salah satunya, Zainah Vadaq.

Masih ingat dengan gelaran PIN 2009?  Seperti tahun sebelumnya, PIN 2009 juga belum dibagi berdasarkan kategori seperti yang dilakukan enam tahun terakhir ini. Temanya lebih pada inspirasi para perempuan tentang Happy Family.

Dari ribuan surat yang masuk ke Redaksi NOVA, terpilih sepuluh pemenang yaitu Rubi Utami Varalin (Yogyakarta), Ida Listyarini (Yogyakarta), Monica Dewi (Bekasi), Trifena (Bandung), Zainah Vadaq (Yogyakarta), Emmyke Subagyo (Bandung), Dian Ronawati (Jakarta), Christine Wu (Surabaya), Heni Susanti (Sidoarjo), dan Cut Januarita (Banda Aceh).

Uniknya, sepuluh pemenang datang dari beragam kota dan latar belakang profesi. Ada guru, penerjemah, dokter, penjual pecel, entrepreneur, pengusaha bunga potong, penulis, hingga juru mudi bus Trans Jakarta. Mereka juga perempuan yang sangat istimewa karena dapat menjalankan perannya sebagai istri, ibu, sekaligus memiliki pekerjaan atau kegiatan yang bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya, dengan tetap menomorsatukan keluarga.

Zainah Vadaq salah salah satunya. Ditemui di acara Reuni PIN sekaligus road to PIN 2016 beberapa waktu lalu, perempuan asal Yogyakarta yang akrab disama Ena ini mengenang ketika dirinya dinyatakan sebagai pemenang.

“Saat dikabari NOVA via telepon, saya dalam perjalanan mudik Idul Adha dari Yogyakarta ke Madura. Rasanya senang banget, sampai lompat-lompat! Akhirnya saya bisa ke Jakarta dan ketemu dengan perempuan-perempuan hebat!” kenang ibu tiga anak yang kala itu memiliki bisnis kuliner rumahan dan aktif di beberapa komunitas sosial.

Tujuh tahun berlalu, kini Ena terus mengembangkan bisnis kulinernya menjadi sebuah restoran bernama Rawon Enak yang menyajikan masakan khas Jawa Timur di Yogyakarta. Sudah tiga tahun Rawon Enak berdiri dan tetap diminati hingga kini.

Selain itu, lima tahun terakhir ini Ena juga mendirikan komunitas arisan sosial di Yogyakarta yang diberi nama Happy Moms. “Uniknya, meski namanya arisan tapi bukan hanya ajang ketemuan, kocok pemenang, dan pamer. Happy Moms lebih mengedepankan kegiatan sosial dan bagi-bagi ilmunya, seperti pengajian, demo hijab, demo masak, dan demo craft .” Jadi, lanjut Ena, setiap pulang arisan bisa tambah ilmu satu baru untuk bisa diterapkan di rumah.

Banyak sekali kegiatan sosial Happy Moms yang menorehkan kesan spesial di hati Ena. Seperti Maret lalu saat Happy Moms mengunjungi sebuah Tempat Pembuangan Akhir di Yogyakarta.

“Pagi-pagi sekali kami datang, belum sarapan, dan tanpa pakai masker, padahal bau sekali, kan. Saya bilang ke anggota, coba kita seperti mereka yang sedari pagi sudah bekerja tanpa masker meski bau dan harus dilakukan setiap hari. Akhirnya semua anggota mau bekerja bersama, bawa gerobak sampah pula. Selesai bekerja, kami cuci tangan, bagi-bagi makanan dan sarapan bersama. Rasanya haru sekali.”

Cerita spesial lainnya didapat Ena saat berkunjung bersama komunitasnya ke LP Wanita Kelas 2A di Wiragunan, Yogyakarta.

“Yang bikin nangis, waktu itu member kami ada 20 orang, tapi yang datang hanya 4 orang, karena pada takut. Padahal disana benar-benar kita dibuka mata hatinya. Mereka adalah saudara kita yang pernah khilaf dalam hidup.”

Apalagi, sambung Ena, saat itu bulan puasa. Acara bertambah meriah karena ustaz dan kepala LP berulang tahun. Ada acara potong kue, pengajian, ceramah, merangkai bunga, dan sebagainya.

“Saya merasa kalah dari mereka. Mereka yang terkurung dengan fasilitas serba kekurangan masih bisa berkreasi. Dan yang paling mengharukan, selesai acara ada dua tahanan perempuan yang menghampiri saya dan tanya, ‘Bu Ena, nanti kalau kami sudah keluar dari penjara, boleh enggak bergabung dengan komunitas ibu,’” tuturnya penuh haru.

Rencananya Ena akan terus melakukan kegiatan sosial bersama Happy Moms.

“Kami serius ingin berbagi. Kami juga punya tim survei dan seksi sosial yang bertugas mencari orang-orang dan tempat-tempat terpencil yang membutuhkan bantuan. Tapi, tentu saja kesibukan saya tidak boleh sampai melupakan keluarga, ya. Itu juga pesan saya pada para anggota,” ungkapnya sambil tersenyum.