NOVA.id - Menjadi salah satu Perempuan Inspiratif NOVA (PIN) 2010, memberi pengalaman berharga bagi Nita Heryanti.
Enam tahun berlalu, Nita pun masih merasakan manfaat menjadi finalis PIN, terutama untuk bisnisnya yang bergerak di bidang usaha rajutan.
Nita menjadi salah satu dari 10 pemenang PIN 2010.
Ketika itu, ia menuliskan profil dirinya yang merintis usaha produk garmen dari bahan rajutan di usianya yang masih belasan tahun.
“Di saat teman-teman kuliah asyik main, saya merintis usaha rajut ini bersama ibu saya, Siti Kurnia.
"Di awal usaha, sempat tertipu juga saat membeli mesin rajut bekas. Karena belum paham betul, mesin rajut yang dijanjikan 10 buah, tapi yang bisa beroperasi hanya 7,” kenang Nita.
Pemasaran produknya pun masih menggunakan cara tradisional.
“Awalnya saya jual ke teman-teman sendiri. Saya pergi ke kampus mengenakan sweater buatan saya. Teman-teman komentar, ‘Wah, bagus. Belinya di mana?’ Saya bilang, ini bikin sendiri. Kalau mau, bisa pesan.
"Selain itu, saya pasarkan juga ke teman-teman ibu. Nah, dari promosi mulut ke mulut, produk saya mulai tersebar.”
Ketika mengetahui NOVA mencari perempuan-perempuan inspiratif, ia memberanikan diri menulis kisahnya. Dan, Nita berhasil menjadi salah satu dari 10 orang pemenang PIN 2010.
Jalannya menuju kesuksesan pun kian terbuka lebar.
“Setelah ikut PIN, saya jadi banyak ide-ide yang bisa dikembangkan, salah satunya membuat brand dengan nama saya sendiri, NHR, kepanjangan dari Nita Heryanti Rahman,” ujarnya tersenyum.
Nita pun beberapa kali ikut kegiatan yang diadakan NOVA, sehingga usaha rajutnya kembali diulas.
“Dari situ, banyak customer yang menghubungi saya. Kebanyakan, sih, dari luar kota seperti Kalimantan.
"Brand saya juga semakin banyak yang kenal. Sekarang, alhamdulillah pesanan sudah kontinyu dan lancar,” kata perempuan yang kini menetap di Ciputat dan membuka workshop di sana.
Agar penjualannya semakin meningkat, Nita juga menjualnya secara online.
“Memang, sih, masih banyak yang bilang, ‘Kok, rajutannya lebih mahal, ya? kemarin beli di Tanah Abang harganya segini, ini agak mahal’."
Kalau sudah begitu, "Ya, ini jadi salah satu PR saya, karena harus menjelaskan ke customer, rajutan kita beda, lo, bahannya.
"Kalau rajutan yang selama ini banyak digunakan, bahannya masih kasar sehingga panas jika dipakai, apalagi di kota seperti Jakarta.
"Sementara rajutan kita dari bahan katun, seperti di-steam, jadi lebih lembut kalau dipakai dan tidak panas.”
Bersyukur, setelah menang sebagai PIN, Nita punya tempat untuk sharing kendala dalam mengembangkan usahanya bersama teman-teman satu angkatannya.
“Jadi, PIN angkatan 2010 sampai sekarang masih terus berkomunikasi dan punya grup Whatsapp yang aktif.
"Di grup ini kita saling sharing tentang apa saja, mulai dari bertanya kabar, cara mengembangkan usaha, atau sekadar memberi semangat satu sama lain."
Yang menyenangkan baginya, "Pokoknya ikut PIN itu berkesan sekali bagi saya, karena bisa bertemu dengan banyak perempuan hebat yang sangat menginspirasi. Dan, terus terang hal itu sangat mempengaruhi saya hingga saat ini," pungkas Nita. (*)