Lahirlah kemudian Batik Kelapa. Nama awalnya batik Miara Si Luri tapi oleh pengrajin dinamakan Batik Kelapa karena ada banyak gambar kelapa di sana. Desain berikutnya adalah Kabasaran, tarian perang khas Minahasa. Kabasaran dengan keagungan sang penari yang adalah Waraney (prajurit perang) di masa perang. Wah, keren sekali setelah saya bikin batik. Kemudian ada Batik Danau Tondano yang menceritakan tentang keindahan sekitar Danau Tondano, lengkap dengan restoran terapung dan karamba di pinggir danau.
Sebetulnya, apa ciri khas dari batik Manado? Lalu, apa ciri khas Batik Bercerita?
Manado sebetulnya tidak punya budaya membatik, tetapi menenun. Batik merupakan budaya Indonesia. Nah, untuk bercerita tentang budaya Sulawesi Utara, memvisualisasikan keindahan cerita, tarian maupun keindahan budaya dan alam, saya memilih menyampaikannya melalui batik bercerita.
Misalnya, batik tentang Wakatobi, desain hasil kolaborasi saya dengan Ibu Ilmiati Daud, Wakil Bupati Wakatobi. Melalui batik Wakatobi, kami ingin menceritakan keindahan budaya dan keindahan alam bawah laut kepulauan Wakatobi. Semua prosesnya pun sangat menyenangkan buat saya.
Sebab, senang sekali ketika orang atau pemakai Sizzy Matindas Batik, mereka selalu cerita ke saya bagaimana orang akan bertanya tentang motif batik yang mereka pakai. Mereka pun akan dengan senang hati bercerita tentang kampung halaman mereka melalu batik bercerita tersebut.
Dari semua motif atau desain yang pernah Anda buat, mana yang paling banyak mendapat sambutan positif?
Syukur pada Tuhan, semua motif semua orang suka. Tapi yang pertama kali orang merasa amazing adalah motif Kabasaran. Itu disukai di dalam negeri, lebih-lebih di luar negri. Waktu show di Los Angeles (LA), itu favorit banget.
Sejak kapan Anda mulai memasarkan kain-kain batik tersebut? Apa saja hambatannya saat membuka usaha ini?
Saya sudah punya usaha interior sejak tahun 2005 dan berakhir pada saat saya mulai terjun ke batik. Jadi saya alih usaha. Awalnya saya pasarkan lewat FB pribadi dulu. Yang beli teman-teman dekat dan keluarga. Mereka inilah yang kemudian mengiklankan kepada kenalan-kenalan mereka. Saya juga mulai dengan memakai produk sendiri dan mengupload ke FB.
Akhir tahun 2015, teman saya, Chintya Tompodung (sekarang menjadi manajer promosi Sizzy Matindas Batik), memperkenalkan Batik Kabasaran kepada Ibu Vonny Pangemanan, owner The House Of GV di LA. Beliau sangat suka sehingga kami kemudian sering bekerjasama, sampai kemudian saya dipercaya mendesain batik untuk cinderamata Expo Kopi di LA dan dipercaya mendesain Batik KJRI, berkolaborasi dengan Konjen LA, Bapak Umar Hadi. Itu dilaunching saat LA Fashion Week 2016 kemarin.
Kami diundang Pihak INspire Nusa (INusa US) mewakili Indonesia dalam pameran Asean di LA, diundang pihak Konjen LA mengikuti Explore Indonesia, dan diundang presentasi tentang desain batik oleh pihak University of California, Los Angeles (UCLA).
Omong-omong, dimana Sizzy Matindas Batik bisa diperoleh, dan berapa kisaran harganya?