Batik bercerita bisa diperoleh di galeri Sizzy Matindas Batik di Jl. Siswa No. 5, Taas. Manado, dan di Rarampa Restaurant, Jl. Mahakam. Jakarta Selatan. Harganya mulai dari Rp200 ribu sampai Rp15 juta.
Apa yang terjadi setelah Anda berpameran di luar negeri?
Ya, dapat kesempatan pameran di luar negri sangat menyenangkan. Senang sekali ketika warga asing maupun orang Indonesia begitu exciting ingin mengetahui cerita dari selembar kain Batik Bercerita Sizzy Matindas Batik. Saya pun dengan senang hati menceritakannya, dengan harapan mereka akan tertarik juga untuk melihat langsung ke sana.
Ada cerita menarik ketika pameran di UCLA. Saya menampilkan batik Bitung, Selat Lembeh dan Tarsius. Kebetulan, ada sebuah keluarga Amerika yang ternyata baru sebulan sebelumnya mengunjungi daerah Bitung. Wah, mereka senang sekali melihat batik saya dan memperlihatkan foto-foto mereka lagi sama Tarsius, foto dengan Yaki (monyet khas Bitung yang dilindungi).
Kebetulan saya juga membawa gambar besarnya yang masih di kertas (sekarang sedang proses pembatikan). Ah, mereka gembira sekali sambil memperlihatkan kepada orang-orang lain yang hadir dan menceritakan pengalaman mereka di kota Bitung. Ternyata, Batik Bercerita Sizzy Matindas Batik mampu membangkitkan memori. He he.
Selain menciptakan kain batik, apakah ada produk lain dari batik yang Ibu buat, misalnya pakaian?
Kami berencana merambah ke produksi baju jadi juga, tetapi secara bertahap.
Sekarang, berapa kapasitas produksi Batik Bercerita? Siapa saja sih pelanggan batik ini?
Setiap bulan kami rutin memproduksi 150 potong batik cap dan 6 bahan batik tulis, itu untuk penjualan di 2
galeri dan pesanan khusus dan masih belum memenuhi target sih. Dengan tambahan workshop yang sekarang sedang dibangun, mudah-mudahan produksi batik tulis akan bertambah sehingga bisa memenuhi kebutuhan. Sekarang, kami selalu kehabisan batik tulis.
Apa harapan dan rencana Anda berikutnya?
Saya merasa masih harus terus belajar dan melakukan riset. Masih banyak motif khas Sulawesi Utara yang belum bisa kita angkat karena keterbatasan sumber daya manusia, baik di bidang desain, gambar maupun produksi. Belum lagi cerita-cerita dari berbagai daerah lain di Indonesia. Semua sedang berusaha kami tingkatkan. Kualitas desain, ide cerita, kualitas pembatikan, dan pengetahuan bahan dan kombinasi warna..