Telinga merupakan organ pendengaran dan keseimbangan yang amat penting fungsinya dalam keseharian. Telinga terdiri dari bagian luar, tengah, dan dalam. Tanpa pendengaran yang sehat, maka telinga manusia tidak bisa menerima dan mentransmisikan gelombang bunyi ke otak. Sehingga bunyi tersebut tidak akan di analisa dan di intrepretasikan dalam tindakan.
Sayangnya, sebagai organ pendengaran telinga juga tak luput dari sejumlah gangguan. Baik sejak usia bayi hingga lanjut usia.
Untuk itu, setiap ada keluhan atau gejala tak biasa pada usia bayi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan pendengaran untuk mengetahui gangguan seperti kurang pendengaran, tuli, gangguan pada gendang telinga dan lainnya.
Lalu apa saja jenis-jenis tes pendengaran yang dilakukan?
1. Tes suara bisik
Caranya ialah dengan membisikkan kata-kata yang dikenal penderita dimana kata-kata itu mengandung huruf lunak dan huruf desis. Lalu diukur berapa meter jarak penderita dengan pembisiknya sewaktu penderita dapat mengulangi kata-kata yang dibisikan dengan benar.
Pada orang normal dapat mendengar 80 persen dari kata-kata yang dibisikkan pada jarak 6-10 meter.Apabila kurang dari 5 – 6 meter berarti ada kekurang pendengaran. Apabila penderita tak dapat mendengarkan kata-kata dengan huruf lunak, berarti tuli konduksi. Sebaliknya bila tak dapat mendengar kata-kata dengan huruf desis berarti tuli persepsi.
Baca: Anak-anak Berisiko Tinggi Mengalami Infeksi Telinga
2.Tes Garpu Suara
Dengan garpu suara frekuensi 64, 128, 256, 512, 1024, 2048 dan 4096 hz, dibunyikan dengan cara tertentu lalu disuruh mendengarkan pada orang yang dites.
Bila penderita banyak tak mendengar pada frekuensi rendah berarti tuli konduksi. Bila banyak tak mendengar pada frekuensi tinggi berarti tuli persepsi. Kemudian dengan garpu suara frekuensi 256 atau 512 hz dilakukan tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach sehingga lebih jelas lagi apakah tuli penderita dibagian konduksi atau persepsi.
Baca: 3 Hal yang Membuat Terapi Ear Candle Terbukti Berbahaya
3.Tes dengan Audiometer
Hasil dari tes pendengaran dengan audiometer ini digambar dalam grafik yang disebut audiogram. Apabila pemeriksaan dengan audiometer ini dilakukan, tes-tes suara bisik dan garpu suara tak banyak diperlukan lagi, sebab hasil audiogram lebih lengkap.
Baca: Telinga Terasa Berdenging? Mungkin Anda Menderita Tinnitus
4. Tes dengan Impedance meter
Tes ini paling obyektif dari tes-tes yang terdahulu. Tes ini hanya memerlukan sedikit kerjasama dengan pasien sehingga pada anak-anak di bawah 5 tahun pun dapat dikerjakan dengan baik. Dengan mengubah-ubah tekanan pada meatus akustikus ekterna (hang telinga bagian luar)dapat diketahui banyak tentang keadaan telinga bagian tengah (kavum timpani).
Dari pemeriksaan dengan Impedancemeter dapat diketahui kondisi gendang telinga, cairan infeksi di telinga bagian tengah, apakah ada gangguan hubungan antara hidung telinga bagian tengah melalui tuba Eustachii, dan sebagainya.