Anak Sering Marah-marah? Jangan Ikut Emosi, Hadapi dengan 4 Cara Jitu Ini

By Ade Ryani HMK, Kamis, 4 Mei 2017 | 04:45 WIB
Anak Sering Marah-marah? Jangan Ikut Emosi, Hadapi dengan 4 Cara Jitu Ini (Ade Ryani HMK)

(Baca: Asah Sejak Dini, Anak yang Humoris Terbukti Lebih Tangguh dan Tak Mudah Stres)

3. Problem Solving

Sampe fase ini (anak mengungkapkan harapan yang hilang), biasanya kemarahan anak sudah menurun.

“Kemudian anak diajak untuk mencoba berpikir problem solving sehingga di saat lain jika menghadapi masalah yang sama anak akan lebih siap menerimanya.”

4. Terampil Komunikasi

Banyak orang tua kurang memiliki keterampilan komunikasi yang baik. “Akibatny, anak justru meningkatkan ekskalasi kemarahan .”

Pernyataan seperti "jangan marah", "ngapain, sih, marah-marah?", "awas kalau marah", adalah  contoh reaksi salah dari orang tua saat menghadapi anak yang marah.

“Anak akan terlihat diam, tapi sesungguhnya tidak melatih berekspresi dengan benar. Dia akan melampiaskan kemarahannya dengan destruktif, dalam bentuk menyakiti diri sendiri maupun orang lain.”

(Baca: Didik Anak Secara "Keras" Bikin Anak Lebih Tangguh dan Sukses? )

Respons seperti "Ibu juga akan marah jika diganggu teman seperti itu" atau "maaf, ya, Nak, ibu tahu kamu marah saat ibu terlambat menjemputmu tadi" adalah contoh reaksi orang tua yang membuat anak akan belajar mengenali emosi dengan jujur.

Reaksi marah yang tidak wajar sesungguhnya juga hasil belajar.

“Bisa disebabkan orang tua yang sangat otoriter atau tidak peduli. 

Anak kemudian mencari perhatian dengan cara-cara yang tidak wajar.”

Nah, kalau sudah berulang-ulang terjadi, anak kemudian 'menikmati'nya sehingga tidak bisa dihentikan.

“Sama persis seperti orang yang mengalami kecemasan akut yang kemudian mengurangi kecemasan itu dengan melakukan hal-hal yang tidak lazim. Seperti mencakar kulit tubuh, membanting benda-benda sekitar, dan banyak lainnya.”

(Baca: 8 Cara Hadapi Si Kecil yang Keras Kepala Tanpa Perlu Marah-marah)