Kebanyakan perempuan menganggap tubuh langsing adalah kesempurnaan yang wajib dimiliki setiap perempuan.
Beda halnya dengan perempuan asal California, Amerika Serikat yang satu ini.
Dilansir dari Womens Health, sejak kecil Abby Lutz (34) terbiasa dengan bentuk tubuhnya yang kian membesar seiring berjalannya waktu.
Namun, sejak Abby memiliki seorang anak bernama Clara, yang kini sudah berusia 11 tahun, saat itu Abby terlihat sangat gemuk dan tidak sehat dengan beratnya yang mencapai 192 kilogram (tahun 2007).
"Saya benar-benar sakit dan anak saya jadi sakit. Berat badan saya bertambah 80 hingga 90 kilogram, dan dia (Clara) lahir sebulan lebih awal. Beratku sekitar 172 kilogram saat saya memilikinya. Lalu saya mengalami depresi dan merasa sangat buruk sehingga berat badan saya terus bertambah hingga 192 kilogram," ujar Abby.
Pada tahun 2007, Abby yang berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit di Newton, California itu mulai menyadari bahwa ia perlu mengubah pola hidupnya demi menjaga kesehatannya.
"Sebagai perawat, saya kerap melihat para penderita diabetes keluar masuk ruang operasi dan mereka sering mendapatkan jari kaki dan kaki mereka diamputasi. Saya takut jika itu terjadi pada saya, astaga, saya akan kehilangan kaki saat saya berusia 35 tahun," tambahnya.
Saat itulah, Abby mulai bergabung dengan sebuah kelompok yang gemar lakukan olahraga lari di gerejanya.
"Saya bergabung dengan kelompok bernama 'Run for God', cara terbaik untuk memulainya karena saya tidak pernah ingin jadi seorang atlet. Kami akan mulai berlari selama satu menit lalu berjalan selama dua menit. Senang rasanya bisa bersahabat seperti ini, meskipun saya selalu berpikir, 'Oh astaga, kapan menit-menit ini akan berakhir?', tuturnya.
Akhirnya, Abby berhasil menyelesaikan 5K pertamanya dan mulai rutin mengikuti berbagai perlombaan.
Setelah berhasil turunkan berat badannya hingga 108 kilogram bahkan lebih.
Kini, Abby diketahui masih terus berlari dan berjalan hanya untuk kesenangan dan ketenangan, bukan untuk bersaing. Bahkan ia mulai terbiasa lari dipagi hari pada pukul 3.30 waktu setempat sebelum berangkat bekerja.
Selain agar dirinya sehat, Abby juga ingin jadi teladan bagi kedua putrinya Clara (11) dan Samantha (5).
Abby pun berharap, setelah mendengar ceritanya orang akan bisa mengikuti jejaknya.
"Saat memulainya, tujuan saya adalah agar tetap hidup. Berlari membantu saya dalam bekerja dan dalam kehidupan pribadi saya. Hal itu membuat saya lebih menghargai diri sendiri, merawat diri saya secara fisik membantu saya menjaga diri saya secara mental. Ini adalah perubahan gaya hidup yang sangat berharga," tutupnya.