Stop, Jangan Percaya Lagi dengan 5 Mitos Seputar Vaksin Ini

By Dionysia Mayang, Selasa, 15 Agustus 2017 | 03:06 WIB
Stop, Jangan Percaya Lagi dengan 5 Mitos Seputar Vaksin Ini (Dionysia Mayang)

(Baca juga : Jangan Takut, Ini 5 Alasan Mengapa Kita Perlu Datang ke Pernikahan Mantan)

Di Amerika Serikat, ada lebih dari sejuta anak sempat mendapat vaksin ini. Seratus di antaranya menderita gangguan usus dan satu meninggal dunia.

Vaksin rotavirus yang baru tidak ditemukan terkait dengan gangguan penyumbatan usus dalam bentuk apapun.

Rotavirus adalah penyebab paling umum diare berat pada anak-anak.

Rotavirus membunuh 20-100 anak setiap tahunnya di AS, 55-100 ribu anak dirawat di rumah sakit tiap tahunnya, menurut National Institute of Allergy and Infectious Disease.

Secara global, diperkirakan ada tiga juta anak meninggal setiap tahun karena rotavirus.

(Baca juga : 6 Hal Yang Sering Dilupakan Saat Menjadi Orangtua Generasi Millennials)

5. Mitos: Vaksin tidak mempan melawan penyakit.

Karena beberapa vaksin telah ada selama lebih dari 50 tahun, sebagian besar orangtua muda tidak akrab dengan penyakit yang mereka coba cegah. 

Misalnya, sebelum vaksin tersedia pada tahun 1963, hampir semua orang pernah menderita campak sebelum usia 15 tahun.

Di Amerika Serikat, penyakit ini pernah menewaskan rata-rata 450 orang tiap tahun, sebagian besarnya adalah anak-anak.

(Baca juga : Mam dan Pengasuh Beda Cara Asuh? Ini Bahayanya)

Setelah vaksin diperkenalkan, kasus campak pernah mencapai titik terendah yaitu 37 kasus pada 2004.

Tapi dua tahun lalu, jumlah itu naik menjadi lebih dari 130, menurut CDC. Diduga penyebabnya adalah banyak anak tidak divaksinasi karena orangtuanya tidak mau.

Di Inggris dan Wales, menurut Badan Perlindungan Kesehatan setempat, kecenderungan yang sama juga terjadi. Kasus campak naik dari 56 kasus di tahun 1998 menjadi 1.348 kasus pada tahun 2008. Sekarang ini, campak kembali dianggap sebagai penyakit endemik.(*)

(Lily Turangan/Kompas.com)