Intinya, pada dasarnya otak kita sudah didesain untuk memiliki naluri bertahan hidup, itu sebabnya kita sering mencari makanan ketika kita merasakan hal-hal tertentu.
(Baca juga : Masuk Angin Karena Angin Malam? Inilah Fakta Sebenarnya)
Makanan Sebagai Cinta
Makanan juga memiliki emosional yang kuat untuk menarik kita.
Bagian dari kebiasaan kita dengan makanan telah dibangun di dalam bagian otak kita yang bagaikan mamalia.
Bukan hanya semata-mata untuk kesenangan, tapi juga mewakili hubungan, ikatan, dan bahkan cinta.
Jadi, makanan bukan hanya makanan, tetapi bisa berarti sebagai kecintaan kita terhadap sesuatu.
Menurut Teori Polyvagal Porges, hubungan dan keterlibatan sosial dengan orang lain adalah cara utama mamalia berkembang untuk menenangkan diri.
(Baca juga : Penasaran Cara Bikin Klepon Ubi Manis dan Lembut? Ternyata Begini Rahasianya!)
Regulasi alami ini dilakukan melalui proses neurologis. Saat hubungan itu hilang, makanan sering melayani fungsi serupa.
Maksudnya adalah bahwa makanan sering menjadi pengganti bagi itu semua.
Sebab, melalui pengalaman sensoris dan gerakan otot wajah, makan secara neurologis meniru interaksi sosial, memberikan rasa aman dan tenang.