"Saat Rahmat menelepon menyampaikan maksudnya, ibu saya yang terima telepon itu," kata Syarifah kepada Tribun Timur.
Mendengar maksud baik Rahmat, ibunda Syarifah pun merasa kagum dan menyambut baik niat Rahmat untuk mempersunting putrinya sebagai istri.
"Dia katakan suka sama anak saya dan ke depan berniat mau dinikahinya. Sebagai ibu tentu senang mendengar kabar itu dan menyambutnya dengan baik," kata Syamsudar.
Dua tahun menjalin asmara, Kamis (7/9), untuk pertama kalinya Rahmat menunjukkan dirinya di hadapan Syarifah dan kedua orangtuanya.
Pertemuan yang berlangsung di Makassar itu menghasilkan kesepakatan soal pernikahan Rahmat dan Syarifah.
Melamar Sendiri Saat melamar Syarifah, Rahmat datang seorang diri dan mendesak keluarga Syarifah untuk segera melangsungkan acara pernikahan.
Alasannya lantaran orangtua Rahmat hendak menjodohkannya dengan gadis lain.
"Prosesi lamarannya dia sendiri yang sampaikan ke saya. Alasannya tanpa dokumen karena dia mengaku orangtuanya mendesak akan nikahkan ke orang lain, makanya kami terima dan soal dokumen dia janjikan usai nikah baru diurusnya," jelas Syamsudar.
Tanpa pikir panjang, kedua orangtua Syarifah pun menyetujui hal tersebut.
Tawaran kredit uang panaik dari Rahmat pun dia terima.
Rahmat menyetujui uang panaik Rp Rp 30 juta, tapi hanya dibayar Rp 17 juta dulu, selebihnya dicicil.