NOVA.id - Kakek mengaku masih bujangan demi mendapatkan gadis impiannya mungkin sudah jadi hal yang biasa.
Tapi jika wanita mengaku pria atau bahkan sebaliknya demi mendapatkan pendamping hidup tentu jadi hal yang luar biasa.
Meski jarang terdengar kasus seperti itu, Syarifah Nurul Husna (20), perempuan asal Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan justru baru mengalaminya.
Putri dari pasangan Syamsudar dan Amri itu tak berkutik saat mengetahui lelaki yang dinikahinya pada Minggu (17/9) lalu itu adalah perempuan.
Hal ini berawal dari kecurigaan Syarifah pada Rahmat Yani (26), sosok yang dikenalnya sangat baik dan penyayang itu usai melakukan malam pertama.
"Saat itu antara percaya dan tidak karena punyanya mirip milik laki dan tetap jalaninya (berhubungan intim). Dan besok pagi baru kami kaget karena kelihatan itu alat yang dipakainya," cerita Syarifah seperti yang dikutip NOVA.id dari Tribun Timur.
Baca juga: Selamatkan 30 Anak dari Kobaran Api, Aksi Heroik Sopir Bus Sekolah Ini Menuai Pujian
Kecurigaan itu semakin jelas ketika sang ibunda, Syamsudar mendatangi kamar 'si pengantin baru' dan berniat iseng ingin menggoda putrinya seusai malam pertama yakni keesokan harinya, Senin (18/9).
Syamsudar dibuat terkejut ketika menemukan sebuah benda yang sangat mirip dengan kelamin laki-laki tergeletak di atas pakaian dalam mantunya itu.
“Apa itu? Kenapa ada begitu?” tanya Syamsudar kepada Syarifah saat melihat “kelamin” Rahmat nempel di celana dalamnya.
Sempat syok, Syarifah pun langsung menceritakan kecurigaannya pada orang yang telah merenggut keperawanannya itu pada sang ibunda.
Belum selesai Syarifah bercerita, datanglah Kepala Dusun Erelebu meminta penjelasan soal sebidang tanah yang jadi mahar Syarifah.
Bukannya kejelasan yang Kepala Dusun dapatkan, Syarifah dan Syamsudar justru bercerita soal keanehan Rahmat.
Tanpa basa-basi, mereka bertiga langsung menginterogasi Rahmat.
Baca juga: Mengharukan, Pria Ini Berangkatkan 65 Gurunya Liburan ke Singapura dan Malaysia, Ini Kisahnya
Bukannya 'kebahagian' yang didapat oleh Syarifah usai dipersunting pria pujaannya, sebaliknya, Syarifah harus menelan pahit usai mengetahui bahwa pria yang dinikahinya bukanlah pria sebenarnya melainkan seorang wanita sama seperti dirinya.
Demi memuluskan aksinya untuk menikahi Syarifah, Rahmat pun tak segan-segan mengganti identitasnya termasuk nama aslinya dari Rahmayani menjadi Rahmat Yani.
Korban Media Sosial Hubungan terlarang itu berawal dari pertemanan Syarifah dan Rahmat atau Rahmayano di media sosial Facebook pada akhir tahun 2015 lalu.
Kala itu Syarifah masih duduk di bangku kelas dua SMA di Bontotiro, Bulukumba.
Merasa cocok, Rahmat pun memberanikan diri meminta kontak Syarifah.
"Jadi suatu waktu Rahmat chat dengan saya lalu meminta nomor telepon,” kata Syarifah saat dijumpai Tribun Timur di Polsek Bontobahari, Kamis (28/9).
Hingga suatu hari Rahmat tiba-tiba saja menghubungi Syarifah dan mengungkapkan rasa cintanya pada Syarifah padahal keduanya belum pernah bersua.
Namun bukan Syarifah yang diajaknya bicara, melainkan sang ibunda, Syamsudar.
Baca juga: Bikin Pangling, Ini Riasan Nenek Berusia 70 Tahun Saat Menikah dengan Pemuda Berusia 21 Tahun
"Saat Rahmat menelepon menyampaikan maksudnya, ibu saya yang terima telepon itu," kata Syarifah kepada Tribun Timur.
Mendengar maksud baik Rahmat, ibunda Syarifah pun merasa kagum dan menyambut baik niat Rahmat untuk mempersunting putrinya sebagai istri.
"Dia katakan suka sama anak saya dan ke depan berniat mau dinikahinya. Sebagai ibu tentu senang mendengar kabar itu dan menyambutnya dengan baik," kata Syamsudar.
Dua tahun menjalin asmara, Kamis (7/9), untuk pertama kalinya Rahmat menunjukkan dirinya di hadapan Syarifah dan kedua orangtuanya.
Pertemuan yang berlangsung di Makassar itu menghasilkan kesepakatan soal pernikahan Rahmat dan Syarifah.
Melamar Sendiri Saat melamar Syarifah, Rahmat datang seorang diri dan mendesak keluarga Syarifah untuk segera melangsungkan acara pernikahan.
Alasannya lantaran orangtua Rahmat hendak menjodohkannya dengan gadis lain.
"Prosesi lamarannya dia sendiri yang sampaikan ke saya. Alasannya tanpa dokumen karena dia mengaku orangtuanya mendesak akan nikahkan ke orang lain, makanya kami terima dan soal dokumen dia janjikan usai nikah baru diurusnya," jelas Syamsudar.
Tanpa pikir panjang, kedua orangtua Syarifah pun menyetujui hal tersebut.
Tawaran kredit uang panaik dari Rahmat pun dia terima.
Rahmat menyetujui uang panaik Rp Rp 30 juta, tapi hanya dibayar Rp 17 juta dulu, selebihnya dicicil.
Kabarnya, uang panaik Rp 17 juta tersebut sebenarnya adalah uang Syarifah, bukan murni dari Rahmat.
Jadi ceritanya, Syarifah menjual sepeda motornya seharga Rp 17,5 juta, lalu uang hasil penjualan dipinjamkan ke calon suaminya agar prosesi pernikahan bisa berjalan.
Saat itu, Rahmat mengaku tak punya uang. Syamsudar dan Amri pun sepakat, termasuk ketika Rahmat menawarkan nikah siri saja dulu.
Meski sudah ada yang curiga pada suara lembut Rahmat saat ijab kabul, tapi proses terus berlanjut.
Pesta pernikahan itu pun berlangsung mewah untuk ukuran warga di Erelebu. Pakaian dan aksesoris pengantin ditambah pelaminan Jepara senilai Rp 8-10 juta.
Usai tertangkap basah, Rahmat pun diserahkan keluarga Syarifah beserta warga setempat ke Polsek Bontobahari.
Belum juga diadili, Rahmat berhasil lolos dan meninggalkan Bontobahari usai dari kantor polisi.
"Sekarang ini kami sudah tangani, Syarifah mengaku ditipu oleh Rahmat Yani, kedua dia memalsukan identitas KTP di Makassar, ketiga menipu orang-orang di sini," kata Kapolsek Bontobahari, Umar Siatta, kemarin. (*)
Samsul Bahri/makassar.tribunnews.com
Artikel ini pernah tayang di Tribun Timur dengan judul, "Saat Rahmat Terpergok Pakai Kelamin Palsu, Motor dan Uang Melayang, Keperawanan Syarifah Terenggut."