Ternyata Ini Cara Ampuh Mengurangi Konsumsi Garam Berlebih, Kita Bisa Coba!

By Winggi, Senin, 20 November 2017 | 12:15 WIB
Makanan dengan garam berlebih (Winggi)

NOVA.id - Bagi kita penggila makanan gurih dan asin tentu akan takut terserang penyakit seperti darah tinggi.

Namun meski sudah berusaha berhenti makan makanan yang asin tetap saja akan kembali menyantapnya.

Buat kita yang sulit mengurangi mengonsumsi makanan dengan kandungan garam tinggi ternyata ada trik khusus yang bisa dilakukan.

(Baca juga: Mengupas Bawang Putih Tak Akan Ribet Lagi Bila Tahu 2 Cara Mudahnya Ini)

Dilansir dari Kompas.com, sebuah studi terbaru dari Cina yang diterbitkan dalam The Journal Hypertension menyatakan untuk mengurangi makan makanan asin kita bisa mengonsumsi makanan pedas.

Peneliti dalam studi tersebut melakukan tes pada 606 orang dewasa dengan membuat larutan yang mengandung garam atau capsaicin (komponen pemberi rasa pedas pada cabai) untuk melihat sensitivitas dan preferensi peserta tes pada rasa di  penelitian tersebut.

Kemudian peneliti memberikan kuesioner makanan kepada peserta yang berfungsi untuk mengetahui seberapa sering mereka makan makanan asin atau pedas.

(Baca juga: Jangan Risau, Bahan Rumahan Ini Dijamin Hilangkan Jerawat Dalam Semalam!)

Pengambilan sampel urin dan tes tekanan darah peserta juga dilakukan.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan jika orang yang banyak makan makanan pedas mengonsumsi garam yang lebih sedikit sebesar 2,5 gram per hari.

Tekanan darah yang mereka miliki juga lebih rendah dibanding yang sedikit makan makanan pedas.

Ada kemungkinan hal ini disebabkan karena sensasi pedas menipu otak sehingga makan lebih sedikit garam.

(Baca juga: Tiang Listrik Masih Jadi Trending Topic, Deddy Corbuzier Unggah Parodi-nya di Youtube)

Dikatakan oleh seorang direktur di Pusat Hipertensi dan Penyakit Metabolik di Rumah Sakit Daping di Chongqing, Cina bahwa saat menikmati makanan pedas ternyata meningkatkan sensitivitas rasa asin di otak.

Saat para peneliti tersebut menggunakan pemindaian pencitraan otak untk memeriksa dua wilayah pada otak peserta penelitian, mereka melihat adanya peningkatan aktivitas karena makanan pedas di bagian otak yang menerima rangsangan makanan asin.

“Makanan pedas meningkatkan aktivitas di daerah yang diransang oleh garam,” ungkap Dr. Zhu.

(Baca juga : Si Kecil Kegemukan? Yuk Ajak Berdiet Tanpa Harus Menyiksanya, Begini Caranya)

Selain itu Dr Zhu bersama timnya juga berpendapat jika aktivitas yang meningkatkan ini dapat membuat seseorang akan lebih peka terhadap rasa garam sehingga menikmati makanan yang kurang asin bisa sama enaknya.

Meski begitu tentu harus diketahui  jika garam juga sangat berguna bagi kesehatan.

Karena tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri dan membutuhkannya agar organ tubuh berfungsi dengan baik.

(Baca juga: Bayi Abhi Tutup Usia Karena Pneumonia, Ini Cara Pencegahannya)

Meski berguna , garam harus dikonsumsi sesuai dengan takaran.

Karena kelebihan garam akan berakibat buruk untuk kesehatan.

Namun faktanya masih banyak orang yang mengonsumsi garam jauh lebih banyak daripada yang disarankan oleh American Heart Association (AHA) yang merekomendasikan 2.400 miligram garam setiap harinya.

(Baca juga: Sidang Perceraian Perdana Digelar, Aldi Taher dan Georgia Justru Tunjukkan Ketidakharmonisan, Ada Apa?)

Sebenarnya garam yang ada di kandungan makanan yang kita santap sudah cukup bagi tubuh kita.

Seseorang yang kelebihan garam biasanya didapat dari kesukaan menyantap makanan tertentu, misalnya keripik.

Inilah yang menjadi masalah, bukan hanya mengandung garam berlebih,makanan yang kita makan juga cenderung mengandung banyak gula dan kalori.

Dari sinilah masalah kesehatan muncul seperti berat badan atau diabetes.

(Baca juga: Duh, 5 Perkataan Kita Ketika Marah Ini pada Anak Bisa Bikin Trauma!)

Bagi penderita tekanan darah tinggi atau yang memiliki masalah dengan jantung AHA menyarankan untuk membatasi asupan garam 1.500 mg per hari, namun tentunya ini sulit dilakukan.

Dengan begitu Dr. Zhu mengatakan jika menambahkan rasa pedas yang lebih banyak pada makanan merupakan strategi hebat untuk kita yang ingin mengurangi garam. (*)

(Ariska Puspita Anggraini/Kompas.com)