4 Cara Mudah Mencegah Anak Kekurangan Gizi

By Amanda Hanaria, Senin, 11 Desember 2017 | 07:30 WIB
Ini Menu Bergizi yang Wajib Dikonsumsi Anak Usia 5-12 Tahun Setiap Hari (Amanda Hanaria)

NOVA.id - Tak semua orang tua paham bahwa anak dengan tubuh yang gemuk atau tidak kurus menandakan bahwa ia memiliki gizi yang cukup.

Padahal, cukup atau tidaknya gizi pada si kecil tidak bisa dilihat secara sepintas melalui bentuk tubuhnya.

Nah, agar kita para orang tua semakin paham mengenai seperti apa gizi yang cukup untuk buah hati.

Kita terlebih dulu harus tahu apa itu gizi dan gizi yang seperti apa yang baik untuk tubuh anak-anak yang masih dalam proses pertumbuhan.

Baca juga: Ucapkan Selamat Tinggal pada '4 Sehat 5 Sempurna', Ini Dia Konsep Gizi Seimbang yang Baru di Era Modern

Gizi dibagi menjadi dua jenis yakni makro dan mikro.

Fungsi dari gizi makro merupakan zat yang dibutuhkan dalam jumlah besar seperti lemak, karbohidrat dan protein.

Sementara gizi mikro merupakan senyawa zat berjumlah kecil seperti mineral dan vitamin.

Asupan kedua zat ini harus seimbang, jangan sampai berlebih atau malah kekurangan karena dapat memberikan efek tersendiri kepada tubuh yang menyebabkan timbulnya sebuah penyakit.

Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya

Seperti jika asupan zat makro berlebih, akan menyebabkan berat badan meningkat sehingga menyebabkan obesitas.

Sementara jika kekurangan zat mikro, akan menyebabkan anemia.

Penting adanya mengenali jenis gizi dan memperhatikan asupan gizi serta nutrisi bagi anak.

Cara ini juga menunjukkan betapa sayangnya kita terhadap anak. Karenanya, berikut 4 cara mudah mengantisipasi anak agar tidak mengalami kurang gizi.

1. Perhatikan asupan zat besi

Lagi dan lagi, permasalahan gizi pada tumbuh kembang anak biasanya dikarenakan kekurangan zat besi dalam tubuh mereka terutama bagi yang masih mengenyam bangku sekolah dasar.

Zat besi memiliki peran penting sebagai alat transportasi di dalam sel darah merah untuk melancarkan oksigen.

Baca juga: Mengejutkan, Inilah Satu-satunya Putri Duyung yang Masih Hidup di Dunia

Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi dengan baik bisa berdampak buruk juga untuk pertumbuhan organ tubuh karena kurangnya kadar oksigen.

Tidak hanya itu, anak juga akan menampakkan perilaku aneh dari mulai perilaku implusif, pendiam, senang menyendiri hingga memiliki kebiasaan makan yang aneh.

Departemen Pertanian Amerika Serikat merekomendasikan asupan zat besi kurang lebih 18 mg per hari.

Untuk mencukupinya, pastikan dalam menu makanan anak ada makanan-makanan yang mengandung zat besi. Seperti nasi putih, bayam, daging sapi, kacang merah dan kentang.

2. Sarapan teratur

Aktivitas kita sebagai ibu kekinian memang padat sehingga sering kali sarapan sekolah untuk anak terabaikan.

Padahal untuk membuat anak tidak mengalami anemia bisa dimulai dari asupan sarapan.

Baca juga: Wah, Ternyata Kate Middleton Tak Jadi Pengiring Pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle, Ini Alasannya

Dengan catatan, sarapan dengan makanan yang berserat dan bergizi.

Jangan sarapan dengan makanan yang tidak sehat, seperti gorengan.

Anda bisa memulai dengan memberikan makanan-makanan berserat yang  dilengkapi sayur dan buah di pagi hari agar anak mudah berkonsentrasi ketika belajar di sekolah.   3. Olah makanan sesuai selera anak

Mungkin sebagai orang tua, kita sendiri sudah berusaha untuk melengkapi kebutuhan anak, hanya saja setiap anak memiliki selera makan berbeda.

Misal, anak tidak menyukai daging merah jika dikemas dengan olahan steak atau rendang tetapi ternyata anak menyukai jika dikemas dengan olahan sup.

Menurut Jensen, sebagai ibu seharusnya kita mampu mengemas makanan dengan beragam kreasi yang disesuaikan dengan lidah Anak.

Baca juga: Terciduk Istrinya Sendiri yang Sedang Hamil, Begini Nasib Sang Suami yang Kepergok dengan Perempuan Lain   4. Konsultasi dengan ahli gizi

Jensen menyayangkan banyak orang tua belum memahami pentingnya konsultasi dengan ahli gizi.

Padahal tidak semua penyakit gizi bisa diselesaikan hanya dengan konsultasi ke dokter umum biasa.

Baca juga: Wah, Ternyata Beberapa Hal yang Kita Percaya Seputar Kehamilan Ini Hanya Mitos! Simak Penjelasannya Ini

Misalnya saja ada seorang anak menderita penyakit serius terhadap anemia di mana anak tersebut membutuhkan asupan suplemen khusus.

Jika salah melakukan konsultasi bisa saja penyakit anak tidak tersembuhkan dengan baik. (*)