NOVA.id- Menjelang haid, perempuan biasanya akan mengalami nafsu makan yang tinggi.
Diketahui jika hal ini merupakan hal yang wajar, meski kenyataannya agak mengganggu, terlebih bagi mereka yang sedang menjalani diet.
Nafsu makan bisa dibilang salah satu dari gejala PMS dengan begitu kita akan sulit meredakannya.
Melansir Kompas.com, nafsu makan tinggi menjelang PMS karena adanya perubahan hormon.
(Baca juga: Takut Uang Habis Karena Nabung? Gunakan Cara Ini Deh!)
"Mengidam makanan sering terjadi pada wanita yang mengalami PMS dan kehamilan, karena perubahan hormon," ujar Carolyn Dean, seorang pakar kesehatan wanita.
Ia kembali mengatakan PMS menyebabkan hormon stres kortisol melonjak dan hormon serotonin (hormon yang memicu perasaan bahagia) turun.
"Perubahan ini membuat tubuhmu menginginkan makanan manis dan berlemak."
(Baca juga: Cerdas Merawat Gigi untuk Gigi Sehat dan Senyum Menawan)
"Hal ini karena makanan tersebut membantu meningkatkan kadar serotonin dan melawan produksi kortisol yang membuatmu merasa lebih baik dan lebih bahagia," kata dia.
Pada intinya peningkatan nafsu makan ini dikaitkan dengan perubahan hormon yang mempengaruhi mood perempuan, menurut Carolyn Dean.
Meskipun keinginan ini sulit diprediksi, menurut para ahli ilmiah di Clue- aplikasi yang membantu para perempuan untuk berkonsultasi soal kesehatan perempuan- memeriksa nafsu makan sepanjang siklus menstruasi dapat membantumu mengidentifikasi pola "ngidam" tertentu.
(Baca juga: Opick, Jadi Pembawa Berkah Saat Penyaluran Donasi ke Camp Pengungsian di Palestina)
Saat kita memasuki fase kedua dari siklus, mungkin kita mulai mengiginkan makanan manis.
Selama fase pramenstruasi, kitabisa mendambakan karbohidrat bertepung atau padat kalori seperti roti dan pizza.
Sebagian besar perempuan menginginkan coklat sebelum dan selama masa menstruasi.
Tentunya ini adalah hal buruk bagi mereka yang bermasalah dengan berat badan.
(Baca juga: Tanggapi Kasus Jennifer Dunn, Sarita Abdul Mukti Unggah Foto yang Bikin Warganet Tersentuh)
Namun, disisi lain, coklat memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh kita.
Para ahli percaya, munculnya keinginan untuk menyantap coklat saat PMS berasal dari tingkat hormon yang berfluktuasi seperti estrogen dan progesteron, serta kurangnya gizi karena gejala PMS.
Alasan utama keinginan mengkonsumsi coklat ini berasal dari kandungan magnesium pada coklat dapat membantu meringankan rasa sakit selama menstruasi.
Carolyn Dean juga menjelaskan, mineral magnesium adalah penguat serotonin penting.
(Baca juga: Setiap Perempuan Pasti Setuju, Inilah Cara Memanjakan Diri Agar Terhindar dari Stres)
Namun, tingkat magnesium dalam tubuh turun cepat sebelum menstruasi.
Sementara, magnesium mengatur hormon kortisol.
Jadi, jika kekurangan magnesium tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol lebih banyak.
Kortisol ini adalah hormon yang bertanggung jawab pada perasaan stres.
(Baca juga: Gawat! 2 Bocah Penjual Tisu di Blok M Jadi Korban Pedofilia WNA)
"Serotonin adalah bahan kimia otak yang bagus dan menurun saat Anda mengalami PMS. Tapi, ini bergantung pada magnesium untuk produksi dan fungsinya," tambahnya.
Para dokter dan spesialis hormon mengatakan, menuruti nafsu makan saat siklus kewanitaan ini datang bukanlah masalah besar.
Hal itu malah lebih baik daripada mencoba untuk menolak hasrat tersebut.
Chiropractor Vincent Caruso dari New Jersey Total Health menjelaskan, efek kecanduan semacam ini disebabkan karena ketidakseimbangan hormon.
(Baca juga: Saat Stres, Inilah yang Akan Terjadi pada Tubuh, Nomor 2 Sering Dirasakan)
"Perut membutuhkan makanan manis untuk mengembalikan keseimbangan."
"Sementara itu, jantung membutuhkan makanan berlemak untuk melanjutkan keseimbangan," ucapnya.
Ada cara yang bisa kita lakukan agar berat badan tidak bertambah saat memasuki siklus rutin kewanitaan ini.
(Baca juga: Ingin Pernikahan Harmonis dan Bertahan Lama? Inilah 10 Hal yang Wajib Dilakukan)
Yakni dengan cara mengurangi konsumsi makanan olahan, kafein alkohol, dan kabohidrat olahan dua minggu menjelang datangnya menstruasi.
Kita juga bisa mengonsumsi serat dan protein untuk membantu menstabilkan gula darah dan produksi hormon yang bertanggung jawab atas meningkatnya nafsu makan.
(Kompas.com/ Ariska Puspita Anggraini)