NOVA.id- Pertumbuhan anak harus diisi dengan gizi lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh.
Dalam memenuhi gizi tersebut yakni melalui asupan yang tepat dan juga masa pemberian asupan tersebut.
Hal ini disebut dengan '3J', yaitu jumlah-jenis-jadwal, melansir Kompas.com.
Orang tua harus memperhatikan dari berbagai arah, jumlah yang cukup sesuai kebutuhan anak sesuai usianya, jenis asupan yang beragam dalam porsi seimbang, dan juga jadwal yang tepat dalam pemberiannya.
(Baca juga: Suka Mengikat Rambut? Harus Tahu Risikonya Ini, ya!)
Hal ini tentu tidak membuat anak terlalu kenyang atau juga lapar.
Pemberian waktu makan dibagi menjadi lima kali yang terdiri dari tiga kali makan utama yakni sarapan pagi, makan siang, dan makan malam.
Lalu ditambah dua kali selingan yakni di pagi hari dan sore hari.
Sangat baik jika anak dibiasakan makan secara teratur sejak usia dini.
(Baca juga: Kesal! Alasan Orang Tua Buang Bayi Dalam Koper dan di Masjid, Kok Sepele Banget Ya)
Khususnya jadwal makan di pagi hari atau sarapan.
Sarapan dikatakan sangat penting terutama setelah memasuki usia sekolah.
Tubuh manusia selalu mengeluarkan energi, bahkan saat tidur.
Memang saat tidur energi yang dikeluarkan tidak sebesar aktivitas yang dilakukan saat bangun.
Setelah semalaman kita tidur tanpa makan dan minum, maka di pagi hari energi akan berkurang.
(Baca juga: Singkirkan Insomnia dengan Cara Ini Jika Tak Ingin Kesehatan Tubuh Terganggu)
Seperti halnya orang yang habis berpuasa, kita membutuhkan pengisian energi kembali.
Untuk mempersiapkan diri berkativitas, sarapan pagi sangat dibutuhkan.
Bagi anak yang telah memasuki usia sekolah, sarapan pagi merupakan hal wajib yang harus dilakukan untuk meningkatkan konsentrasinya saat menerima pelajaran.
Sebuah penelitian menunjukkan anak-anak yang menyantap sarapan memiliki prestasi yang baik di sekolah.
(Baca juga: Beberapa Jam Sebelum Meninggal, Ternyata Dolores Sempat Komunikasi dengan Sosok Ini, Siapa Dia?)
Sarapan bisa membuat anak merasa cukup kenyang sehingga ia tidak akan merasa pusing, lemah, lesu, atau sakit perut karena lambung belum terisi.
Selain itu sarapan juga mengurangi risiko terjadinya obesitas.
Karena saat anak belum sarapan cenderung membeli jajanan yang kebanyakan instan dan tidak sehat di sekolah.
Sarapan harus berisi seperempat energi dan zat gizi yang dibutuhkan dalam sehari sehingga bisa memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi pada anak.
Sarapan lengkap terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan juga mineral.
(Baca juga: Kesepian Setelah Suaminya Meninggal, Perempuan 95 Tahun Ini Akhirnya Hidup dengan Mahasiswa 27 Tahun)
Memang agak sulit menyuruh anak untuk sarapan.
Dengan begitu para ibu harus pintar membuat kreasi yang menarik dalam mengolah dan menyajikan makanan agar anak tertarik menyantapnya.
Dengan membiasakan anak makan secara teratur, diharapkan pola makan yang baik ini akan terbawa hingga dewasa nantinya.
Hal ini tentunya akan membuat tubuh menjadi sehat dan juga terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh makanan, seperti obesitas, penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan lainnya. (*)
(Kompas.com / Glori K. Wadrianto)