Dibanding Zaadit Taqwa, Ternyata Ketua BEM UGM Justru Lebih Disukai Warganet, Apa Penyebabnya?

By Healza Kurnia, Jumat, 9 Februari 2018 | 07:01 WIB
Obed Kresna, Najwa Shihab, Zaadit Taqwa (Healza Kurnia Hendiastutjik)

"Kita mohon bahwa kritik itu tidak dilihat dari identitasnya, dari siapa yang mengatakannya. Tapi dari keberpihakannya, dari bagaimana cara kita mengkritik, metode apa yang kita gunakan," ujar Obed.

Dilansir dari Tribunnews.com, seperti diketahui, UGM telah lebih dulu terjun ke Asmat untuk membantu mengatasi gizi buruk di sana.

Pihak UGM menerjunkan tim Disaster Response Unite (DERU) pada akhir Januari lalu.

Baca juga: Bikin Haru! Kisah Nenek Keturunan Belanda yang Diusir dari Indonesia Akhirnya Bertemu dengan Sang Adik di Magelang

Dari pemetaan itu, tim UGM menemukan masih banyak persoalan di Agats, Asmat, Papua yang masih belum terselesaikan.

Atas aksinya tersebut, UGM langsung mendapat pujian dari publik karena lebih dulu bertindak sebelum persoalan Asmat semakin mencuat usai aksi Zaadit.

Setelah persoalan Asmat didiskusikan, Najwa Shihab membuka ruang dialog mengenai tuntutan Zaadit yang ketiga, yakni pesoalan Permenristekdikti tentang Organisasi Mahasiswa (Ormawa).

Persoalan itu dianggap mengancam kebebasan berorganisasi dan gerakan kritis mahasiswa.

Baca juga: Unik! Jelang Valentine, Dua Restoran Ini Sediakan Menu Mewah Berhias Berlian, Minat Beli?

"Kita tidak ingin mahasiswa dalam bergerak atau berorganisasi dan berkreasi itu dikungkang, oleh peraturan yang kemudian dibatasi ruang gerak mahasiswa," papar Zaadit.

Tuntutan Zaadit ini rupanya dibenarkan oleh para ketua BEM.

Mereka menganggap aturan yang dibuat justru menghambat ruang ekspresi dan aspirasi mahasiswa di Indonesia.