Periset menilai kecepatan berjalan peserta pada dua periode, yaitu pada tahun 2002-2003 dan pada tahun 2004-2005.
Selain itu, periset juga meneliti pengembangan demensia yang dialami peserta setelah pada tahun 2006-2015.
Kemudian, periset melakukan perbandingan antara peserta yang mengalami demensia dan tidak.
(Baca juga: Tak Takut Salah Warna Lipstik Saat ke Kantor Bila Tahu Triknya Ini)
Namun, dalam penelitian ini periset berpendapat bahwa perubahan dalam kecepatan berjalan dan perubahan kemampuan orang berusia lanjut dalam berpikir dan membuat keputusan tidak selalu muncul bersama dalam mempengaruhi risiko demensia.
Lalu, faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi demensia?
Laman Hello Sehat menyebutkan bahwa terdapat banyak faktor yang dapat memicu demensia.
(Baca juga: Sambangi Kios untuk Belanja, Perempuan Ini Justru Diperkosa Secara Brutal)
Faktor tersebut ada yang bisa kita ubah dan ada yang tidak.
Faktor pemicu yang dapat kita ubah antara lain konsumsi alkohol, risiko kardiovaskuler, depresi, diabetes, gaya hidup merokok, dan gangguan tidur atau sleep apnea.
Sementara itu, faktor pemicu demensia yang tak dapat kita ubah antara lain pertambahan usia, sejarah keluarga, down syndrom, dan gangguan kognitif ringan.
(Baca juga: Bikin Bola-Bola Mi Ayam untuk Bekal Spesial untuk Si Kecil, yuk!)