Program ini menawarkan beasiswa selama satu tahun kepada warga asing yang ingin mempelajari kebudayaan Indonesia.
Pada waktu itu Megan menimba ilmu di Institut Seni Surakarta di Solo dan mengambil jurusan karawitan selama satu tahun.
(Baca juga: NASA Temukan Air di Bulan Jupiter, Tanda Adanya Kehidupan Alien?
“Kalau karawitan itu artinya kesenian gamelan begitu ya. Jadi ada seni suara seperti sindenan, ada gamelan seperti gong, saron, demung, gender, bonang, kendang, rebab begitu.
Jadi kalau di ISI Surakarta kalau ambil jurusan karawitan semuanya harus belajar dulu,” jelas perempuan kelahiran tahun 1984 ini.
Selama di Solo, Megan tinggal bersama mendiang maestro sinden, Nyi Supadmi, yang juga adalah gurunya.
Melalui interaksi dengan para murid yang juga kos di rumah mendiang Nyi Supadmi, perempuan multitalenta ini jadi bisa memperlancar kemampuannya berbahasa Indonesia.
(Baca juga: Belajar Sekaligus Mencicipi Makanan Peranakan di Bulan Ramadan)
“Pertama kali aku datang ke sana itu baru bisa apa ya, mohon maaf dan terima kasih. Gitu aja. Yang lain enggak bisa bicara,” ujar Megan sambil tertawa mengingatnya.
“Karena itu yang tadi anak-anak kos itu lho.
Jadi mereka kan jauh lebih muda daripada saya. Mungkin sepuluh tahun. Jadi mereka masih seperti anak-anak gitu.
Mereka penasaran sekali ‘kok ada bule?’ Mereka suka sekali barang-barang saya, suka godain saya begitu.