Memperjelas penyataan tersebut, Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI), Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD, juga mengeluarkan pendapat serupa.
Menurutnya, susu kental manis dinilai punya kualitas gizi yang hampir setara dengan susu lainnya. Hanya yang jadi pembeda adalah takaran jumlah kandungan susunya.
“Sama saja dari segi kualitas, meskipun secara jumlah kandungan susu berbeda. Perlu diingat bahwa semua jenis makanan saling melengkapi. Tidak ada makanan atau minuman tunggal yang mampu memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Siapa saja boleh mengonsumsi susu kental manis dalam jumlah tidak berlebihan. Namun susu kental manis tidak cocok untuk bayi dan perlu juga diperhatikan bahwa kebutuhan pertumbuhan anak perlu konsumsi protein hewani yang cukup. Sehingga diperlukan asupan protein dari sumber hewani,” ujar Ir. Ahmad.
(Baca juga: Penuh Tangis, 12 Anak Thailand Baru Tahu Saman Meninggal, Ini Janji Mereka)
Pemakaian gula dalam produk susu kental manis menurutnya untuk mencegah kerusakan produk.
Produk dipasteurisasi dan dikemas secara kedap (hermetis).
Dalam proses pembuatannya, air dari susu diuapkan ditambahkan gula yang juga berfungsi sebagai pengawet, sehingga gula memang dibutuhkan dalam produk susu kental manis.
(Baca juga: Unik, Begini Kebiasaan Putra Sulung Hanung Bramantyo Sebelum Makan)