Sebenarnya, Susu Kental Manis Aman Dikonsumsi Tidak ya? Ini Jawabannya

By Nova.id, Senin, 16 Juli 2018 | 17:30 WIB
Amankah Susu Kental Manis untuk Dikonsumsi? (iStockphoto)

 

NOVA.id – Belakangan ini masyarakat Indonesia tengah gusar perihal susu kental manis.

Sebab, susu kental manis dinilai tidak mengandung susu. 

Tentu saja menjadi keresahan di antara kita, terlebih bagi masyarakat menengah yang mengandalkan susu kental manis sebagai asupan utama keluarga.

(Baca juga: Tak Perlu ke Warung Padang, Bikin Sayur Daun Singkong Sendiri, yuk!)

Sebenarnya kita tak perlu khawatir, karena produk susu kental manis yang dijual di pasaran tentunya sudah lulus BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

Perka BPOM no 21/2016 menyebutkan bahwa ada 9 jenis yang masuk dalam subkategori Susu Kental yaitu susu evaporasi, susu skim evaporasi, susu lemak nabati evaporasi, susu kental manis, susu kental manis lemak nabati, susu skim kental manis, krim kental manis, krimer kental manis, dan khoa.

"Susu kental manis  adalah produk yang mengandung susu . Ada juga krimer kental manis (KKM) yang memasukkan susu tapi kandungan susunya lebih kecil daripada di susu kental manis," jelas Direktur Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru, Tetty Helfery Sihombing melalui siaran pers.

(Baca juga: Kerajaan Inggris Rilis 4 Foto Resmi Pembaptisan Pangeran Louis)

Dalam peraturan BPOM No.21 Tahun 2016, merincikan jika susu kental manis adalah produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu; atau merupakan hasil rekonstitusi susu bubuk dengan penambahan gula, dengan atau tanpa penambahan bahan lain.

Khusus untuk susu kental manis yang dibuat dari susu sapi dengan campuran gula dan air, memiliki padatan susu  kisaran 20%.

Selain padatan ini juga terdapat protein, vitamin, mineral, dan lemak.

(Baca juga: Ini 5 Fakta Tentang Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic yang Curi Perhatian di Final Piala Dunia)

Adapun, karakteristik dasar dari susu kental manis adalah memiliki kadar lemak susu tidak kurang dari 8% dan kadar protein tidak kurang dari 6,5% (untuk plain).

BPOM melalui Kepala Badan POM RI Penny Lukito juga menegaskan bahwa produk susu kental manis merupakan produk yang mengandung susu dan aman untuk dikonsumsi. 

“Terkait susu kental manis itu sudah jelas, bahwa susu kental manis merupakan produk yang mengandung susu yang sesuai dengan kategori pangan,” jelas Penny dalam kesempatan tersebut.

(Baca juga: Ingat! 5 Kesalahan yang Terlihat Sepele Ini Bisa Merusak Karier, lho!)

Memperjelas penyataan tersebut, Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI), Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD, juga mengeluarkan pendapat serupa.

Menurutnya, susu kental manis dinilai punya kualitas gizi yang hampir setara dengan susu lainnya. Hanya yang jadi pembeda adalah takaran jumlah kandungan susunya.

“Sama saja dari segi kualitas, meskipun secara jumlah kandungan susu berbeda. Perlu diingat bahwa semua jenis makanan saling melengkapi. Tidak ada makanan atau minuman tunggal yang mampu memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Siapa saja boleh mengonsumsi susu kental manis dalam jumlah tidak berlebihan. Namun susu kental manis tidak cocok untuk bayi dan perlu juga diperhatikan bahwa kebutuhan pertumbuhan anak perlu konsumsi protein hewani yang cukup. Sehingga diperlukan asupan protein dari sumber hewani,” ujar Ir. Ahmad.

(Baca juga: Penuh Tangis, 12 Anak Thailand Baru Tahu Saman Meninggal, Ini Janji Mereka)

Pemakaian gula dalam produk susu kental manis menurutnya untuk mencegah kerusakan produk.

Produk dipasteurisasi dan dikemas secara kedap (hermetis).

Dalam proses pembuatannya, air dari susu diuapkan ditambahkan gula yang juga berfungsi sebagai pengawet, sehingga gula memang dibutuhkan dalam produk susu kental manis.

(Baca juga: Unik, Begini Kebiasaan Putra Sulung Hanung Bramantyo Sebelum Makan)

“Pemerintah diharapkan memberikan edukasi kepada masyarakat agar masyarakat tidak resah dan kebingungan dengan informasi yang beredar. Sementara, masyarakat perlu bijak dalam menyikapi kehebohan, tidak panik  dan meningkatkan pengetahuannya mengenai gizi seimbang serta kebutuhan dan kecukupan gizi. Kita harus mau mencari informasi dari ahli gizi yang kompeten,” tutup Syafiq.

Berdasarkan catatan, kehadiran produk susu kental manis di Indonesia dapat dirunut sampai pada masa pra-kemerdekaan.

Susu kental manis masuk ke Indonesia pada tahun 1873, yaitu melalui impor susu kental manis merek Milkmaid oleh Nestlé yang kemudian dikenal dengan nama Cap Nona dan selanjutnya pada tahun 1922 oleh De Cooperatve Condensfabriek Friesland yang sekarang dikenal dengan PT Frisian Flag Indonesia dengan produk Friesche Vlag.

(Baca juga: Ternyata Rasa Nyeri dan Keputihan Saat Hamil Itu Wajar, Ini Penjelasan dari Ahlinya)

Pada akhir tahun 1967, Indonesia mulai memproduksi susu kental manis pertama kalinya melalui PT Australian Indonesian Milk atau atau yang saat ini dikenal dengan nama PT Indolakto.

Kemudian diikuti oleh PT Frisian Flag Indonesia pada tahun 1971 di pabriknya yang terletak di Pasar Rebo, Jakarta Timur, dan diikuti oleh PT Nestlé Indonesia pada tahun 1973 oleh pabriknya di Provinsi Jawa Timur.

Setelah itu, industri susu kental manis terus berkembang hingga sekarang.

(Baca juga: Ratu Terima Kunjungan Seorang Diri, Para Pangeran Tolak Bertemu Trump?)

Kementerian Perindustrian melaporkan industri susu kental  terus tumbuh berkembang seiring dengan konsumsi produk susu kental manis yang terus naik.

Saat ini, kapasitas produksi pabrik susu kental manis di dalam negeri mencapai 812 ribu ton per tahun.

Adapun, nilai investasi di sektor usaha ini menembus angka Rp5,4 triliun dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 6.652 orang.(*)

Tentry Yudvi