NOVA.id - Bagi sebagian pasangan yang menikah, perceraian adalah masalah pelik yang seringkali tak bisa dihindarkan.
Terlebih, bagi yang telah memiliki anak tentu ini menjadi beban moral tersendiri bagi orang tua.
Nasib anak pun juga akan menjadi terbengkalai jika orang tuanya memilih berpisah dan tidak mengurus anaknya.
Namun, bagi memang yang telah bertekad kuat untuk bercerai ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan, begitu kita bertemu dengan momen yang sungguh tak nyaman itu.
Berikut ini 6 cara supaya kita bisa memberikan pengertian kepada anak agar mereka tak bingung dengan perpisahan orang tuanya.
Baca juga: Ini Pesan yang Ingin Disampaikan Geisha di Lagu Terbarunya, Keramat
1. Pilih waktu yang tepat
Sebenarnya, tidak pernah ada waktu yang “tepat” untuk menjelaskan tentang perceraian orangtua kepada anak.
Akan tetapi, ada saat-saat yang “tidak tepat” alias harus dihindari, seperti: hari-hari sekolah/ujian, ketika anak akan tampil (semisal, menari/menyanyi di pentas seni, mengikuti kejuaraan tertentu, baru pindah sekolah, bahkan menjelang waktu tidur, apalagi menggunakan waktu sebelum anak berangkat sekolah atau sebelum ayah/ibu berangkat kerja maupun di mobil dalam perjalanan).
Baca juga: Dianggap Buruk, Ternyata Ini Loh Manfaat Kopi Bagi Kesehatan
2. Bukan bercerai tapi berpisah
Ingat, gunakan konsep berpikir anak.
Untuk anak usia 9 tahun ke bawah, dari segi perkembangan kognitif, kemungkinan besar mereka belum memahami dengan benar apa itu perceraian.
“Berpisah” lebih dapat dipahami oleh sebagian anak, dengan melihat tingkat kekritisan anak anak zaman sekarang.
Baca juga: Luasnya 5 Hektar, Ini Kemewahan Kompleks Rumah Susi Pudjiastuti
3. Ketika anak bertanya, “Mengapa berpisah?” jawablah seperlunya saja
Tak ada kewajiban bagi Sahabat NOVA dan pasangan untuk menjelaskan alasan yang sebenarnya kepada anak.
Jikapun anak menanyakannya, jawablah seperlunya saja.
Kita bisa mengatakan bahwa Sahabat NOVA dan tidak cocok lagi dan merasa bahwa berpisah adalah yang terbaik untuk semuanya (ayah-ibu- anak).
Hindari penjelasan panjang dan bertele-tele, apalagi sampai berkembang jadi membuka keburukan pasangan atau orang lain yang terlibat.
Baca juga: Perkenalkan Vokalis Baru, Benarkah Regina Menggantikan Momo Geisha?
4. Tidak menyalahkan apalagi menjelek-jelekkan pasangan di depan anak
Meski rasa kesal dan amarah menguasai diri kita berdua, tetaplah berusaha menahan diri untuk tidak saling menyalahkan atau menjelekkan satu sama lain.
Kalau tidak, Sahabat NOVA hanya akan membuat anak nantinya tidak respek lagi kepada ayah atau ibunya.
Jadi, kalau kita merasa masih sangat emosional, baiknya tunggu sampai tenang dahulu untuk menjelaskannya kepada anak.
Baca juga: Meghan Markle Dikecam Saudara Tirinya Jika Sang Ayah Meninggal
5. Yakinkan anak bahwa itu bukan kesalahannya
Anak-anak cenderung berpikir, karena dirinyalah, maka ayah-ibunya berpisah.
Anak bisa saja berpikir, karena ia tidak mau merapikan mainan sehabis bermain atau karena ia memukul temannya di sekolah, misal.
Sesederhana itu pikiran si kecil.
Nah, Sahabat NOVA harus menjelaskan dan meyakinan anak bahwa perpisahan dan perceraian adalah keputusan orang dewasa dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya atau apapun yang ia lakukan.
Baca juga: Hati-Hati! Wajib Tahu 9 Tanda Bos yang Tak Bisa Dipercaya Ini
6. Pascaperceraian, tetap berikan perhatian kepada anak
Orangtua yang tidak mendapatkan hak asuh wajib tetap memberikan perhatian kepada anak.
Misal, rutin mengunjungi anak, menelepon anak, dan hal-hal lain yang membuat anak tetap merasakan kehadiran kedua orangtuanya.
Sebaiknya jangan tinggalkan rutinitas yang biasa dilakukan keluarga bersama-sama, semisal rekreasi setiap akhir bulan.
Atau, baik juga kalau sesekali melakukan aktivitas bersama, seperti: makan di resto favorit keluarga, nonton film kesukaan anak di bioskop.
Selain itu, bila anak menghadapi masalah, semisal, mogok sekolah atau mengalami suatu penyakit, diharapkan kita dan mantan bisa saling berdiskusi untuk mengupayakan solusinya demi kesembuhan anak.
Dengan begitu, anak akan merasakan bahwa kedua orangtuanya tetap memerhatikannya,menyayangi dan mencintainya.(*)
(Julie Erikania)