Boleh saja, mendidik anak seperti ketika orangtua kita mendidik kita dulu.
Namun, berkaitan dengan finansial, bisa jadi referensi zaman dahulu justru tidak cocok untuk kita karena ada faktor inflasi yang harus dipertimbangkan.
“Kalau kita menggunakan pengalaman sebagai referensi dan tidak membandingkan target dana yang mau dicapai, kemungkinan dana yang kita siapkan tidak bisa memenui kebutuhan biaya pendidikan anak-anak,” kata Yasmeen.
(Baca juga: Bukan Dinner Romantis, Inilah Kegiatan Malam Minggu ala Syahnaz-Jeje)
3. Salah membeli produk
Asuransi dan tabungan pendidikan rasanya sudah tidak asing lagi, ya.
Istilah pendidikan banyak dimasukkan dalam strategi pemasaran untuk produk keuangan.
Boleh saja kita menggunakan produk-produk tersebut, asal kita mengerti betul isinya dan membeli sesuai kebutuhan.
Namun sayangnya, banyak orang yang membeli produk semacam ini hanya karena ada kata pendidikan di belakangnya, tanpa memahami produknya.
Menurut Yasmeen, dalam perencanaan keuangan yang baik, produk keuangan akan melayani tujuan finansial kita dan bukan sebaliknya.
Pahami kebutuhan dan kemampuan finansial, baru mencari dan membeli produk yang sesuai.
(Baca juga: Wah! Ternyata Kepintaran Seorang Anak Berasal dari Sang Ibu loh!)